Jumat, 11 Februari 2011

Sistem saraf

Judul : Gerak refleks
Hari/Tanggal : Sabtu 13 Januari 2008
Tujuan :Untuk mempelajari reaksi-reaksi pada beberapa bagian tubuh sebagai akibat dari rangsangan.

I.Pendahuluan
Landasan Teori:
Jaringan saraf merupakan jaringan komunikasi yang terdiri dari jaringan sel-sel khusus dan dibedakan menjadi dua,Sel neuron dan sel Neoroglia.
Sel neuron adalah sel saraf yang merupakan suatu unit dasar dari sistem saraf. Sel ini bertugas melanjutkan informasi dari organ penerima rangsangan kepusat susunan saraf dan sebaliknya.
Sel nouron terdiri atas tiga bagian 1) Badan sel yang mengandung nukleus dan nukleolus serta berwarna kelabu, 2) Dendrit merupakan lanjutan plasma yang berfungsi menyampaikan impuls saraf (informasi) menuju ke badan sel dan 2) akson, berfungsi meneruskan informasi dari badan sel ke sel lain.
Berdasarkan fungsinya, sel neuron dapat dibedakan menjadi 4 Bagian:
1. Neuron sensorik (nouron aferen) yauitu sel saraf yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor ke pusat susunan saraf. Neuron memiliki dendrit yang berhubungan dengan reseptor (penerima rangsangan) dan neurit yang berhubungan dengan sel saraf lainnya.
2. Neuron Motorik (nouronaferen), yaitu sel saraf yang berfungsi untuk menyampaikan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke saraf efektor. Dendrit menerima impuls dari akson neoron lain sedangkan aksonnya berhubungan dengan efektor.
3. Neuron konektor adalah sel saraf yang bertugas menghubungkan antara neuron yang satu dengan yang lainnya.
4. Neuron ajustor, yaitu sel saraf yang bertugas menghubungkan neuron sensorik dan neuron motorik yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang atau di otak.

Gerak refleks ialah gerakan pintas ke sumsum tulang belakang. Ciri refleks adalah respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak disadari. Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks.
Neuron konektor merupakan penghubaung antara neuron sensorik dan neuron motorik. Jika neuron konektor berada di otak,maka refleksnya disebut refleks otak. Jika terletak di susmsum tulang belakang, maka refleksnya disebut refleks tulang belakang.
Gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena rangsangan cahaya merupakan contoh refleks otak. Sedangkan gerak lutut yang tidak disengaja merupakan gerak sumsum tulang belakang.(Idel,antoni.2000:210-215)
Jaringan saraf terdiri dari 3 komponen yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda, yaitu sel saraf (neuron) yang mampu menghantarkan impuls, sel schwann yang merupakan pembungkus kebanyakan akson dari sistem saraf perifir dan selpenyokong (neuroglia) yang merupakan sel yang terdapat diantaraneuron dari sistem safaf pusat. Oleh karena itu saraf dari sistem saraf perifiritu di bangun oleh neuron dan sel schwann, sedangkan traktus yang terdapat diotak dan susmsum tulang belakang dibentuk oleh neuron dan neuroglia.
Untuk mengetahui perubahan-perubahan listrik didalam saraf, perlu diketahui dulu sifat-sifatakson. Akson dari kebanyakan hewan mamalia umumnya relatif kecil, untuk itu didalam percobaan digunakan akson raksasa yang terdapat pada hewan invertebrat seperti cumi-cumi dan lain-lain.
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan , diperlukan satu mikroelektroda yang dapat ditusukkan kedalam akson tanpa menimbulkan kerusakan pada kason tersebut. (Kartolo,wulangi.S.1993:208-212)
Berbagai bangunan yang dapat ditemukan dalam sistem saraf hewan yaitu otak, serabut saraf,plektus, dan ganglia. Serabut saraf yaitu kumpulan akson dari sejumlah sel saraf baik sejenis maupun tidak sejenis. Contoh serabut yang sejenis adalah serabut eferen, serabut campuran contohnya adalah campuran antara sejumlah akson dari sel saraf motorik dan sensorik.
Apabila rangsangan dengan kekuatan tertentu diberikan kepada membran sel saraf, membran akan mengalami perubahan elektrokimia dan perubahan fisiologis. Perubahan tersebut berkaitan dengan adanya perubahan permeabilitas membran yang menyebabkan terjadinya permiabel tehadap Na+ dan sangat kurang permiabel terhadap K+.
Depolarisasi yang timbul hanya paba bagian yang dirangsang dinamakan depolarisasi lokal. Pada bagian tersebut terbentuk arus lokal. Apabila rangsangan yang diberi cukup kuat, arus lokal yang timbul pada membran yang terdepolarisasi akan merangsang membran disebelahnya yang masih dalam keadaan istirahat, sehingga sebagian membran tersebut akan ikut terdepolarisasi. Peristiwa ini menunjukkan penjalaran impuls.Depolarisasi adalah nilai potensial aksi yang terjadi akibat adanya rangsangan.(Isnaeni,wiwid.2006:61-71)
Bagian otak depan terakhir adalah telensefalon, telah mengalami perubahan sangat besar selama evolusi vertebrata. Pada ikan dan amphibi, telensefalon lebih dari sekedar suatu penciuman, tapi dapat juga menerima input dari bulbus olfaktori.
Suatu refleks adalah setiap respon yang terjadi secara otomatis tanpa disadari. Terdapat dua macam refleks:
1. Refleks sederhana atau refleks dasar, yang menyatu tanpa dipelajari, misalnya refleks menutup mata bila ada benda yang menuju ke mata.
2.Refleks yang dipelajari, atau refleks kondisiskan yang dihasilakan dengan belajar.
Rangkaian jalus saraf yang terlibat dalam aktifitas refleks disebut lengkung refleks, yang terdiri atas lima komponen dasar: (1) reseptor (2)saraf eferen (3) pusat pengintegrasi (4) saraf eferen (5) efektor.
Reseptor merupakan impuls yang merupakan perubahan fisik atau kimia di lingkungan reseptor. Dalam merespon stimulus, reseptor menghasilkan potensial aksi yang akan diteruskan oleh saraf eferen ke pusat pengintegrasi refleks dasar, sedangkan otak lebih tinggi memproses semua informasi dan meneruskannya melalui saraf eferen ke efektor (otot atau kelenjar) yang melaksanakan respon yang diinginkan. (Soewolo.1997:241-262)
Apabila katak diberikan rangsangan berupa cubitan, maka secara refleks katak akan bergerak )Bila cubitan frekuensi kecil0 dan akan kejang (bila cubitan dalam frekuensi keras)

II.Pelaksanaan Praktikum
Alat dan Bahan :
Alat :
1. Papan bedah
2. Kertas
3. Tali/karet
4. Ember
Bahan :
1. Katak
2. Asam cuka

Cara Kerja :
1. Katak normal
Amati reaksi-reaksi beikut pada katak normal
a. Keseimbangan (Balkikkan pada punggungnya)
b. Reaksi terhadap pengangkatan tiba-tiba (Letakkan katak pada papan bedah dang angkat dengan cepat)
c. Putar papan dengan katak diatasnya, amati hasil dan reaksinya
d. Kondisi kelopak mata
e. Kemampuan berenang
f. Cara gerak refleks

2. Hambatan refleks terhadap kiatak normal
a. Ikat dengan tali erat-erat pada masing-masing anggota gerak depan (Ulangi prosedur A)
b. Adakah fungsi yang hilang

3. Katak spinal
a. Rusak cerebrum (Otak kecil) dan medula oblongata dengan cara menusukkan kawat atau jarum pada otak kira-kira sedalam 1-1,25 cm
b. Putarkan kawat atau jarum tersebut untuk merusak susuna saraf pusat
c. Berikan waktu kembali untuk shock
d. Amati reaksi seperti pada percobaan A (Manakah reaksi tersebut yang diatur oleh syaraf)

4. Refleks sederhana
a. Gantungkan katak yang dipakai pada percobaan C melalui rahang bawahnya.
b. Berikan cubitan sedang pada salah satu kakinya dan catat reaksinya
c. Jika sudah tenang, ulangi untuk intensitas yang lebih kuat.
d. Jika reaksinya terjadi pada sebelah badan yang sama disebut homolateral.
Jika bagian yang berlawanan disebut heterolateral.

5. Refleks pertahanan
a. Pergunakan katak pada percobaan B gantung kertas kecil-kecil dengan ukuran 1-2 cm
b. Buang tetesan yang berlebihan, letakkan kertas tesebut pada bagian sentral pada katak.
c. Catat hasilnya
d. Lepaskan kertas tesebut dan celupkan katak kedalam air bersih untuk menghilangkan asamnya
e. Ulangi setelah 5 menit dengan meletakkan kertas pada paha bagian dalam catat hasilnya.










III.Hasil dan pembahasan
A.Hasil
1. Refleks sederhana
a. Katak kembali ke posisi awal
b. Melompat mengikuti arah ayunan papan
c. Melawan arah putaran dengan mata berkedip-kedip
d. Berkedip
e. Berenang dengan baik, kaki belakang mendorong sedang kaki depan mengayuh.
f. Disentuh akan melompat

2. Hambatan refleks pada katak normal
a. Katak kembali ke posisi awal namun agak lama
b. Akan miring bila diangkat tiba-tiba
c. Melompat melawan arah puataran
d. Mata terbuka
e. Berenang agak lambat
f. Disentuh akan melompat

3. Katak Spinal
a. Bisa kembali ke posisi awal namun lemah dan lambat
b. Bila di angkat tiba-tiba akan diam
c. Bila diputar akan diam
d. Mata terbuka dengan bernapas cepat
e. tidak bisa berenang, hanya 1 x kayuh
f. Duberi semtuhan akan diam.

4. Hambatan refleks terhadap kiatak normal
b. Diberi sedikit cubitan maka kaki yang berlawanan bengan rangsangan akan meronta atau bergerak-gerak
c. Diberi cubitan yang lebih kuat maka akan kejang disebelah yang berlawanan.
Hewan disebut heterolateral karna respon dan arah rangsangan diberikan akan berlawanan.

5. Refleks pertahanan
c. Bila diberikan kertas cuka pada bagian sentar badan maka katak akan menggeliat, dan seperti sesak napas, dengan mulut terbuka.
e. Bila diletakkan pada paha bagian dalam maka katak akan diam.

B. Pembahasan
Pada katak normal yang telah di berikan beberapa perlakuan. Katak dapat merespon dengan baik. Hal ini dikarenakan katak memiliki sistem saraf yang mana saraf-saraf tersebut dapat menghantarkan stimulus keotak hingga menimbulkan respon. Respon akan ditanggapi oleh neuron dengan mengubah potensial yang ada antara permukaan luar dan dalam dari membran. Sel-sel dengan sifat ini disebut dapat dirangsang (excitable) dan dapat diganggu (Irritable). Neuron ini segera bereaksi tehadap stimulus , dan dimodifikasi potensial listrk dapat terbatas pada tempat yang menerima stimulus atau dapat disebarkan ke seluruh bagian neuron oleh membran. Penyebaran ini disebut potensial aksi atau impuls saraf, mampu melintasi jarak yang jauh impuls saraf menerima informasi keneuron lain, baik otot maupun kelenjar. (Junqueira,carlos.1995:157)
Berdasarkan fungsinya, sel neuron dapat dibedakan menjadi 4 Bagian:
 Neuron sensorik (nouron aferen) yauitu sel saraf yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor ke pusat susunan saraf. Neuron memiliki dendrit yang berhubungan dengan reseptor (penerima rangsangan) dan neurit yang berhubungan dengan sel saraf lainnya.
 Neuron Motorik (nouronaferen), yaitu sel saraf yang berfungsi untuk menyampaikan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke saraf efektor. Dendrit menerima impuls dari akson neoron lain sedangkan aksonnya berhubungan dengan efektor.
 Neuron konektor adalah sel saraf yang bertugas menghubungkan antara neuron yang satu dengan yang lainnya.
 Neuron ajustor, yaitu sel saraf yang bertugas menghubungkan neuron sensorik dan neuron motorik yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang atau di otak. .(Idel,antoni.2000:211)
Pada katak normal yang diberikan hambatan maka pergerakan pada katak akan terhambat, hal ini dikarenakan oleh alat gerak katak yang telah dihambat dengan mengikatnya dengan tali pada saat praktikum.
Pada katak yang diperlakuan dengan merusak sistem saraf otaknya, maka respon yang dihasilkan tetap ada namun katak merespon stimulus sangat lama. Hal ini dikarenakan sistem saraf pada otaknya telah mengalami kerusakan pada saat penusukan dengan kawat atau jarum pada saat praktikum.
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan , diperlukan satu mikroelektroda yang dapat ditusukkan kedalam akson tanpa menimbulkan kerusakan pada akson tersebut. (Kartolo,wulangi.S.1993:208-212)
Kerusakan akson inilah yang dialami katak pada saat penusukan bagian saraf otaknya.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan terlihat bahwa pada katak normal, rangsang yang diberikan menghasilkan respon yang normal pula. Namun terjadi pengurangan frekuensi respon pada katak yang telah didekapitasi. Akan tetapi katak yang didekapitasi masih dapat memberikan respon. Hal ini disebabkan karena jantung katak bersifat neurogenik sehingga katak masih mampu memberikan respon.
Sedangkan pada perlakuan 5, saat katak diberikan rangsangan berupa asam cuka yang diletakkan pada bagian sentral tubuh. Katak akan meresponnya dengan bergerak-gerak, dan seperti sangat sulit bernapas dengan mulut yang tebuka seolah ingin mengambil oksigen.Hal ini disebabkan oleh karna katak bernapas dengan bantuan kulitnya, sehingga asam cuka yang dilekatkan pada kulit katak menghambat pemerolehan oksigen untuk pernapasan.
Menurut Idel, antoni (2000) Katak dewasa bernapas dengan menggunakan tiga organ pernapasan, yaitu permukaan kulit tubuhnya, permukaan rongga mulut dan paru-paru. Itulah sebabnya mengapa pada saat asam cuka diletakkan pada bagian paha dalam, katak tidak memeberikan respon, karna pada kulit di bagian dalam paha tibak termasuk organ pernapasannya.
Apabila katak diberikan rangsangan berupa cubitan maka katak akan melakukan gerak refles yang berlawanan dengan arah rangsangan (HETEROLATERAL). Gerak refleks ialah gerakan pintas ke sumsum tulang belakang. Ciri refleks adalah respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak disadari. Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks.
Neuron konektor merupakan penghubaung antara neuron sensorik dan neuron motorik. Jika neuron konektor berada di otak,maka refleksnya disebut refleks otak. Jika terletak di susmsum tulang belakang, maka refleksnya disebut refleks tulang belakang.
Pada saat diberikan cubitan frekuensi kecil, kaki katak akan bergerak-gerak seperti meronta. Namun apabila cubitan dengan frekuensi kuat maka kaki katak akan mengejang.Apabila rangsangan dengan kekuatan tertentu diberikan kepada membran sel saraf, membran akan mengalami perubahan elektrokimia dan perubahan fisiologis. Perubahan tersebut berkaitan dengan adanya perubahan permeabilitas membran yang menyebabkan terjadinya permiabel tehadap Na+ dan sangat kurang permiabel terhadap K+.
Jaringan saraf terdiri dari 3 komponen yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda, yaitu sel saraf (neuron) yang mampu menghantarkan impuls, sel schwann yang merupakan pembungkus kebanyakan akson dari sistem saraf perifir dan selpenyokong (neuroglia) yang merupakan sel yang terdapat diantaraneuron dari sistem safaf pusat. Oleh karena itu saraf dari sistem saraf perifiritu di bangun oleh neuron dan sel schwann, sedangkan traktus yang terdapat diotak dan susmsum tulang belakang dibentuk oleh neuron dan neuroglia.
Untuk mengetahui perubahan-perubahan listrik didalam saraf, perlu diketahui dulu sifat-sifatakson. Akson dari kebanyakan hewan mamalia umumnya relatif kecil, untuk itu didalam percobaan digunakan akson raksasa yang terdapat pada hewan invertebrata.





IV.Penutup
Kesimpulan :

1. Katak normal menunjukkan reaksi yang normal tehadap semua perlakuan atau rangsangan.
2. Terjadi pengurangan frekuensi respon pada katak yang telah didekapitasi. Akan tetapi katak yang didekapitasi masih dapat memberikan respon. Hal ini disebabkan karena jantung katak bersifat neurogenik sehingga katak masih mampu memberikan respon.
3. Apabila katak diberikan rangsangan berupa cubitan maka katak akan melakukan gerak refles yang berlawanan dengan arah rangsangan (HETEROLATERAL).
4. Saat katak diberikan rangsangan berupa asam cuka yang diletakkan pada bagian sentral tubuh. Katak akan meresponnya dengan bergerak-gerak, dan seperti sangat sulit bernapas. Hal ini disebabkan oleh karna katak bernapas dengan bantuan kulitnya, sehingga asam cuka yang dilekatkan pada kulit katak menghambat pemerolehan oksigen untuk pernapasan.














Jawaban Pertanyaan:

1. Kedudukan Refleks:

a. Keseimbangan terletak pada
b. Mengangkan terletak pada
c. Memutar papan terletak pada
d. Sikap badan terletak pada
e. Gerak spontan terletak pada
f. Berenang terletak pada

2. Dapat, katak yang didekapitasi masih dapat memberikan respon. Hal ini disebabkan karena jantung katak bersifat neurogenik sehingga katak masih mampu memberikan respon. Jadi dapat dikatakan bahwa selain dari pada otak, jantung katak juga dapat merespon rangsangan.
















DAFTAR PUSTAKA

Idel,Antoni.2000.Biologi Dalam Kehidupan Sehari-hari.Gitamedia Press:Jakarta
Isnaeni,wiwi.2006.Fisiologi Hewan.Kanisius:Yogyakarta

Junqueira,carlos.L.Histologi Dasar. ECG:Jakarta

Soewolo,dkk.1994.Fisiologi Hewan. UT : Jakarta


Wulangi. S kartolo. Prinsip-prinsip fisiologi Hewan. DepDikBud : Bandung















LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI HEWAN II

SISTEM SARAF (GERAK REFLEKS)






OLEH
RITA YULIZA
A1C405070
BIOLOGI B 2005
















PROGRAM STUDI BIOLOGI
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar