Senin, 14 Februari 2011

PENGARUH PEMBERIAN NUTRISI TERHADAP DAYA REGENERASI EKOR KECEBONG

PENGARUH PEMBERIAN NUTRISI TERHADAP DAYA REGENERASI EKOR KECEBONG

KARYA ILMIAH

NAMA : TRI MARLINDA SARI
NIM : A1C409060







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2010/2011
DAFTAR ISI




Judul …………………………………………………… i
Lembar pengesahan……………………………………. ii
Daftar isi……………………………………………….. iii
Daftar gambar…………………………………………. iv
Daftar tabel…………………………………………….. v
Daftar Lampiran……………………………………….. vi

I. Pendahuluan
1.1 Latar belakang ……………………………………… 1
1.2 Rumusan masalah…………………………………… 2
1.3 Hipotesis penelitian…………………………………. 2
1.4 Tujuan hasil penelitian……………………………… 2
1.5 Manfaat hasil penelitian…………………………….. 2

II. Kajian Pustaka……………………………………….. 3

III. Metode penelitian
3.1 Alat dan Bahan………………………………….. 9
3.2 Prosedur Kerja…………………………………... 9

IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil Penelitian………………………………… 10
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian……………...…… 12

V. Penutup
5.1 Kesimpulan……………………………..………. 14
5.2 Saran……………………………………………. 14

Daftar Rujukan………………………………………… 15

Lampiran






DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Regenerasi kecebong…………………….. 5













































DAFTAR TABEL



Tabel 4.1.1 Panjang kecebong sebelum dan
sesudah di potong………………….... 10

Tabel 4.1.2 Pertambahan ekor kecebong sebelum
dan sesudah di potong……………….. 12







































DAFTAR LAMPIRAN




Lampiran 1 : Pengamatan pertambahan ekor kecebong selama 6 hari

Lampiran 2 : Nutrisi yang diberikan untuk daya regenerasi ekor kecebong




















I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Regenerasi merupakan proses yang begitu penting artinya bagi kehidupan makhluk hidup, tanpa regenerasi maka tubuh organisme tak akan ada yang sempurna. Dalam tubuh makhluk hidup terdapat kemampuan untuk melakukan regenerasi pada tingkat sel atau jaringan sedangkan pada hewan tertentu mampu melakukan regenerasi pada tingkat organ. Dalam melakukan regenerasi banyak faktor yang mempengaruhi, salah satu diantaranya yaitu pemberian nutrisi. Tingkat regenerasi akan cepat jika memperhatikan aspek makanan, makanan yang cukup dapat membantu mempercepat proses regenerasi.
Regenerasi bila ditinjau lebih lanjut, ternyata terdiri dari berbagai kegiatan, mulai dari pemulihan kerusakan yang parah akibat hilangnya bagian tubuh utama. Misalnya penggantian anggota bagian badan sampai pada penggantian kerusakan kecil yang terjadi dalam proses biasa, misalnya rontoknya rambut.
Regenerasi dapat juga berbentuk sebagai poliferasi dan diferensiasi sel-sel lapisan marginal. Pemanfaatan dunia sains yang berbasis teknologi sangatlah penting artinya dalam pengembangan berbagai peristiwa regenerasi. Kemapuan untuk melakukan regenerasi struktur yang hilang terdapat pada hampir semua makhluk hidup, paling tidak dalam suatu derajat tertentu. Pada vertebrata kemampuan meregenerasi struktur-struktur utama tubuh terbatas pada Urodella yang dapat mengganti anggota badan atau ekor yang hilang. Ada juga pada beberapa Icertulia yang dapat meregenerasi bagian ekor yang hilang seperti kecebong.
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang Pengaruh Pemberian Nutrisi ( hati ayam ) Terhadap Daya Regenerasi Ekor Kecebong.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu apakah pengaruh pemberian nutrisi ( hati ayam ) terhadap daya regenerasi ekor kecebong ?
1.3 Hipotesis Penelitian
Pemberian nutrisi ( hati ayam ) dapat mempercepat daya regenerasi ekor kecebong.
1.4 Tujuan Hasil Penelitian
1.4.1Mengamati pembentukan regenerat pada tempat sayatan dan mengikuti perkembangan hingga tercapai bentuk semula.
1.4.2 Mengetahui pengaruh pemberian nutrisi terhadap daya regenerasi ekor kecebong.
1.5 Manfaat Hasil Penelitian
Dapat menambah ilmu khususnya tentang regenerasi dan faktor yang mempengaruhi daya regenerasi tersebut.



II
KAJIAN PUSTAKA
Regenerasi dalam biologi adalah menumbuhkan kembali bagian tubuh yang rusak atau lepas. Daya regenerasi paling besar pada echinodermata dan platyhelminthes yang dimana tiap potongan tubuh dapat tumbuh menjadi individu baru yang sempurna. Pada Anelida kemampuan itu menurun. Daya itu tinggal sedikit dan terbatas pada bagian ujung anggota pada amfibi dan reptil. Pada mamalia daya itu paling kecil, terbatas pada penyembuhan luka. Kebanyakan vertebrata memiliki kemampuan regenerasi, Kemampuan ini tergantung pada bagian tubuh yang dipotong. Misalnya, bila ekor cicak dipotong ekornya maka pada potongan bagian anterior itu akan segera terbentuk ekor baru. Segmen-segmen yang terjadi pada regenerasi pada umumnya lebih sedikit dari pada jumlah segmen yang hilang(Anonim,2007).
Menurut Balinsky (1981), suatu organisme khususnya hewan memiliki kemampuan untuk memperbaiki struktur atau jaringan yang mengalami kerusakan akibat kecelakaan yang tidak disengaja karena kondisi natural atau kerusakan yang disengaja oleh manusia untuk keperluan penelitian atau experimen. Hilangnya bagian tubuh yang terjadi ini setiap saat dapat muncul kembali, dan dalam kasus ini proses memperbaiki diri ini kita sebut sebagai regenerasi. Proses regenerasi dalam banyak hal mirip dengan proses perkembangan embrio. Dari pembelahan yang cepat, dari sel-sel yang belum khusus (timbullah) organisasi yang kompleks dari sel-sel khusus. Ini melibatkan morfogenesis dan diferensiasi seperti perkembangan embrio.
Beberapa reptilia seperti kadal, cicak mampu melakukan regenerasi pada bagian tertentu yang hilang dengan cukup kokoh. Cicak akan melepaskan ekornya dan kemudian akan meregenerasi ekor baru pada waktu yang tidak begitu lama. Kemampuan regenerasi berkurang dengan meningkatnya kompleksitas stuktur dan fisiologis. Regenerasi cara Pertama meliputi tiga lewat mekanisme yang melibatkan dediferensiasi struktur dewasa untuk membentuk masa sel yang terdiferensiasi. Yang kemudian direspesifikasi. Tipe regenerasi seperti ini disebut regenerasi epimorfis, dan ini khas pada regenerasi membra. Mekanisme regenerasi kedua disebut mofolaksis. Regenerasi semacam ini terjadi lewat pemolaan kembali jaringan yang masih ada (tersisa), yang tidak disertai dengan perbanyakan sel. Regenarasi mofolaksis terjadi pada Hydra. Tipe regenerasi ketiga adalah regenerasi intermediet, dan diduga sebagai regenerasi konsenpatori. Pada regenerasi ini, sel-sel membelah, tetapi mempertahankan fungsi sel yang telah terdiferensiasi. Tipe regenerasi konsenpatori khas pada hati manusia (Yatim, 1994).
Proses-proses umum yang terjadi pada regenerasi bagian yang putus atau rusak yaitu :
1. Darah mengalir menutupi luka, kemudian membeku dan membentuk “scab”.
2. Epitel kulit menyebar di permukaan luka, dari bawah “scab”. Sel-sel epitel itu bergerak secara amuboid dan membutuhkan beberapa hari agar kulit lengkap menutupi luka.
3. Dediferensiasi sel-sel jaringan sekitar luka, sehingga jadi bersifat muda kembali dan pluripotent untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru. Matrix tulang dan tulang rawan melarut. Sel-selnya lepas dan tersebar di bawah epitel.

Gambar 2.1 regenerasi kecebong
Serat jaringan ikat juga berdisintegrasi dan sel-selnya berdiferensiasi semua. Akhirnya tak dapat lagi dibedakan mana sel yang berasal dari tulang, tulang rawan, atau jaringan ikat disusul oleh sel-sel otot berdiferensiasi, serat myofibril hilang, inti membesar, dan sitoplasma menyempit.
4. Pembentukan blastema, yaitu kuncup regenerasi pada permukaan bekas luka “scab” mungkin sudah lepas waktu ini. Blastema besar dari penimbunan dari sel-sel dediferensiasi.
5. Proliferasi sel-sel dediferensiasi secara mitosis, proliferasi ini serentak dengan proses dediferensiasi dan memuncak pada waktu blastema dalam besarnya yang maksimal, dan waktu itu tak membesar lagi.
6. Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi sel-sel blastema itu.
Proses perbaikan pertama pada regenerasi ekor cicak dan kaki kecoa adalah penyembuhan luka dengan penumbuhan kulit diatas luka tersebut, kemudian suatu tunas-tunas sel yang belum berdiferensiasi terlihat. Tunas ini menyerupai rupa yang mirip dengan tunas anggota tubuh pada embrio yang sedang berkembang. Ketika waktu berlalu sel-sel dari anggota tubuh yang sedang beregenerasi diatur dan berdiferensiasi sekali lagi menjadi otot, tulang dan jaringan lajutnya yang menjadikan ekor dan kaki fungsional. Studi regenerasi mengungkapkan bahwa sel- sel dewasa dari jaringan tertentu yang telah berdiferensiasi misalnya epidermis mensintesis dan mengasilkan zat yang secara aktif menghambat mitosis sel-sel muda dari jaringan yang sama. Stadium permulaan dari regenerasi tidak ada sel-sel dewasa sehingga tidak ada penghambat pembelahan sel. Umur organisme mempengaruhi kemampuan regenerasi dengan meningkatnya umur tanpa kemampuan regenerasi lenyap tampak kemampuan regenerasi lenyap secara progesif. Kemampuan regenerasi berkurang dengan meningkatnya kompleksitas struktur dan fisiologi (Kimball, 1983).
Regenerasi bila ditinjau lebih lanjut, ternyata terdiri dai berbagai kegiatan, mulai dari pemulihan kerusakan yang parah akibat hilangnya bagian tubuh utama. Misalnya anggota bagian badan sampai pada penggantian kerusakan kecil yang terjadi dalam proses biasa, misalnya rontoknya rambut. Regenerasi dapat juga berbentuk sebagai poliferasi dan deferensiasi lebih sel-sel lapisan marginal. Dapat pula berupa berbagai penimbunan sel-sel yang nampak belum mengalami diferensiasi pada luka tressebut disebut blastama yang akan berfoliferiasi dan secara prosesif membentuk bagian yang hilang. Blastama dapat berasal dari neoblast sel-sel intertisial yang bermigarsi ketempat asal luka(Sugianto,1996:50).
Menurut Sudarwati (1990:59 ), regenerasi dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu:
1. Temperatur, dimana peningkatan temperatur sampai titik tertentu maka akan meningkatkanregenerasi.
2. Makanan, tingkat regenerasi akan cepat jika memperhatikan aspek makanan. Makanan yang cukup dapat mempercepat proses regenerasi
3. System saraf, sel-sel yang membentuk regenerasi baru berasal dari sel sekitar luka. Hal ini dapat dibuktikan dengan radisai seluruh bagian tubuh terkecuali bagian yang terpotong, maka terjadilah regenerasi.
Menurut Adnan (2007 : 3), bahwa regenerasi merupakan suatu peristiwa yang terdiri atas berapa tahap yaitu :
1. Penyembuhan luka.
2. Penyembuhan jaringan .
3. Pembentukan blastoma.
4. Morfologi dan redeferensiasi
Kecepatan regenerasi pada probandus dipengaruhi beberapa hal, seperti adaptasi terhadap lingkungan asing. Probandus yang teramati pada percobaan mengalami stress, mogok minum, dan selalu berusaha untuk meloloskan diri apabila tempat isolasi dibuka. Menurut Morgan (1982), regenerasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah temperatur, proses biologi dan faktor bahan makanan. Kenaikan dari temperatur, pada hal tertentu, mempercepat regenerasi (Kimball,1983).











III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
 Bejana / botol
 Pisau silet
 Penggaris
 Air kolam dan PAM
 Kecebong
 Hati ayam
3.2 Prosedur Kerja
 Di sediakan hati ayam yang sudah dikeringkan lalu di parut atau di haluskan
 Di sediakan bejana berisi air kolam( A/kontrol ) dan air PAM ( B/pemberian nutrisi )
 Di masukkan kecebong ke dalam bejana tersebut masing-masing 4-6 ekor
 Di sayat ekor kecebong secara tegak lurus semuanya kira-kira 0,3-0,5
 Di ukur dahulu sebelum di sayat
 Di masukkan hati ayam pada bejana B
 Di perhatikan cepatnya daya regenerasi kecebong yang diberi nutrisi dan yang tidak
 Di ganti air minimum 2 hari sekali
 Di ukur panjang ekor sampai ekor lengkap dicapai


IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
 Pada bejana A
No Sebelum di potong Sesudah di potong
1 1,8 cm 1,3 cm
2 1,7 cm 1,4 cm
3 1,7 cm 1,3 cm
4 1,6 cm 1,2 cm
5 1,6 cm 1,2 cm

 Pada bejana B
No Sebelum di potong Sesudah di potong
1 1,7 cm 1,2 cm
2 1,7 cm 1,2 cm
3 1,6 cm 1,1 cm
4 1,5 cm 1,2 cm
5 1,6 cm 1,1 cm

Tabel 4.1.1 panjang kecebong sebelum dan sesudah di potong





Hari / tanggal Waktu Pada bejana
A ( kontrol ) B (pemberian nutrisi)
Senin
20 Desember 2010 16.00 WIB 1,3 cm 1,2 cm
1,4 cm 1,2 cm
1,3 cm 1,1 cm
1,2 cm 1,2 cm
1,2 cm 1,1 cm
Selasa
21 Desember 2010 16.15 WIB 1,35 cm 1,3 cm
1,45 cm 1,3 cm
1,3 cm 1,2 cm
1,2 cm 1,2 cm
1,2 cm 1,15 cm
Rabu
22 Desember 2010 16.00 WIB 1,4 cm 1,45 cm
1,5 cm 1,3 cm
1,35 cm 1,2 cm
1,3 cm 1,25 cm
1,3 cm 1,2 cm
Kamis
23 Desember 2010 16.18 WIB 1,5 cm 1,5 cm
1,55 cm 1,4 cm
1,4 cm 1,3 cm
1,4 cm 1,3 cm
1,4 cm 1,3 cm
Jumat
24 Desember 2010 16.30 WIB 1,6 cm 1,6 cm
1,6 cm 1,45 cm
1,45 cm 1,45 cm
1,45 cm 1,4 cm
1,5 cm 1,45 cm
Sabtu
25 Desember 2010 17.00 WIB 1,7 cm 1,8 cm
1,65 cm 1,6 cm
1,5 cm 1,65 cm
1,5 cm 1,5 cm
1,6 cm 1,6 cm

Tabel 4.1.2 Pertambahan ekor kecebong setiap hari





4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Pada penelitian tentang pengaruh pemberian nutrisi terhadap daya regenerasi ekor kecebong penulis menggunakan hati ayam yang dikeringkan lalu dihaluskan sebagai nutrisinya. Pertama disediakan dua bejana yang di isi air yang berbeda, pada bejana A di isi dengan air kolam sebagai kontrol dan pada bejana B di isi air PAM atau air ledeng. Kemudian di masukkan kecebong ke dalam masing-masing bejana tersebut, di sayat ekor kecebong secara tegak lurus kira-kira 0,3-0,5 cm. Sebelum di sayat ekor kecebong di ukur terlebih dahulu, lalu masukkan hati ayam ke dalam bejana B. Diperhatikan cepatnya daya regenerasi terhadap bejana yang di beri nutrisi dan yang tidak diberi nutrisi.
Pada bejana A kecebong-kecebong yang ada di dalamnya mendapat makanan dari plankton-plankton yang ada di dalam air kolam tersebut. Pada bejana B kecebong yang ada di dalamnya mendapat makanan berupa hati ayam yang dikeringkan lalu di haluskan.
Air pada bejana A dan B seharusnya diganti minimum dua hari sekali tetapi penulis tidak melakukan itu sehingga air yang ada pada bejana tersebut mejadi bau meskipun begitu tak ada satupun kecebong yang mati. Pada bejana B air terasa lebih bau daripada bejana A, karna pada bejana tersebut dimasukkan hati ayam. Lalu air di dalam bejana tersebut muncul binatang kecil-kecil menyerupai jentik-jentik tetapi ia berwarna putih, mungkin binatang tersebut berasal dari hati ayam yang ada dalam bejana tersebut.
Pada bejana A kecebong-kecebongnya aktif bergerak beda dengan kecebong yang ada pada bejana B, pada hari kedua setelah di amati ada dua atau tiga ekor kecebong yang tidak bergerak sama sekali seperti sudah mati. Tapi pada hari ketiga setelah di amati lagi kecebong itu masih hidup dan bergerak, mungkin kecebong-kecebong tersebut pingsan karena beradaptasi dengan makanan yang di berikan (hati ayam ).
Setelah di amati ternyata pada bejana B ( yang di beri hati ayam ) daya regenerasinya sedikit lebih cepat di bandingkan pada bejana A, seperti yang terlihat pada tabel di atas.
Namun kesalahan-kesalahan dapat pula terjadi pada saat penelitian berlangsung, kesalahan-kesalahan itu dapat berupa :
• Lambannya pergantian air sehingga air dalam bejana menjadi bau
• Pada saat pengukuran, kecebongnya bergerak jadi sulit untuk melihat pertambahan panjangnya.
• Waktu pengukuran tidak sesuai dengan hari pertama, yang seharusnya pukul 16.00 WIB pada hari berikutnya lewat 5-30 menit sehingga hasil pengukurannya kurang akurat.









V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
 Regenerasi dalam biologi adalah menumbuhkan kembali bagian tubuh yang rusak atau lepas
 Regenerasi dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu:
a. Temperature
b. Makanan
c. Sistem syaraf
 Regenerasi merupakan suatu peristiwa yang terjadi atas beberapa tahap yaitu :
1. Penyembuhan luka.
2. Penyembuhan jaringan .
3. Pembentukan blastoma.
4. Morfologi dan redeferensiasi.
 Pemberian nutrisi cukup berpengaruh pada pertumbuhan daya regenerasi ekor kecebong.

5.2 Saran
Diharapkan kepada penulis agar lebih serius dan lebih teliti lagi dalam melakukan penelitian ini.

DAFTAR RUJUKAN

Adnan, Halifah pagarra, Asmawati, 2007. Penuntun Praktikum Reproduksi dan Embriologi. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Anonim, 2007. Regenerasi. http://www.Biologi.co.id. Diakses tanggal 10 November 2009.
Balinsky, B. I. 1983. An Introduction to Embriology. W. B. Saunders Company, Philadelpia
Kimball, J.W. 1983. Biologi Edisi ke- 5 jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Sudarwati, 1990. Struktur Hewan. Bandung : Jurusan Biologi FMIPA ITB.
Sugianto, 1996. Perkembangan Hewan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Yatim, W. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Bandung : Tarsito.










LAMPIRAN
KONTROL PEMBERIAN NUTRISI

Hari ke-1

Hari ke-2

Hari ke-3

Hari ke-4

Hari ke-5

Hari ke-4

Hati ayam yang di keringkan

Hati ayam yang sudah di haluskan

1 komentar:

  1. Daftar Judi Slot Online yang Gacor di Bolavita :
    ♠ Judi Slot Playtech Bolavita
    ♠ Judi Slot Pragmatic Play Bolavita
    ♠ Judi Slot Habanero Bolavita
    ♠ Judi Slot JOKER123 Bolavita

    Benefit bermain di Bolavita :
    ♣ Layanan Situs Judi Online 24 Jam
    ♣ Provider Server Judi Online yang handal
    ♣ Berbagai bonus dan promosi yang menguntungkan
    ♣ Keamanan data member terjamin 100%
    ♣ Slot online dengan bonus jackpot terbesar

    Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami via livechat ataupun :
    ✔ WA / TELEGRAM : +6281297392623
    #bolavita #promobolavita #slotonline #slotgacor #slotonlinegacor #situsslotonline #pragmaticplay #depositslotviadana #depositslotviajago #depositslotviabsi #slotonlinebsi

    BalasHapus