Senin, 14 Februari 2011

PENGARUH CAIRAN NaCL TERHADAP REGENERASI EKOR KECEBONG

PENGARUH CAIRAN NaCL TERHADAP REGENERASI
EKOR KECEBONG
KARYA ILMIAH
ASDOS PEMBIMBING : RITA YULIZA

DISUSUN OLEH
NAMA : NURHASANAH
NIM : A1C409066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2010/2011

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum,wr.wb.
Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT yangvtelah memberikan rahmat serta hidayah kepada setiap hamba Nya, shalawat beserta salam tak lupa pula kita haturkan kepada nabi Muhammad SAW,yang telah menuntun kita dari zaman kebodohan menuju alam yanng penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Tidak ada yang dapat penulis lakukan selain atas izin Allah SWT yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan Karya Ilmiah ini yang berjudul “ PENGARUH CAIRAN NaCl TERHADAP REGENERASI KECEBONG “. Dengan kesabaran dan tawakal kepada Allah SWT Karya Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian akhir semester.
Dalam penyusunan Karya Ilmiah ini,penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari beragai pihak, dari itulah penulis mengucapkan bannyak terima kasih kepada :
Kak Rita Yuliza, Kak icha retna, kak dawam suprayogi,dan kak mico arisanto selaku asisten pembimbing praktikum perkembangan hewan,
Kedua orang tua yang telah memberi dukungan baik moril, maupun materil terhadap penulis,
Serta kepada teman-teman yang telah memberikan masukan dan bantuan dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.



Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat Nya atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin ya robbalalamin...



Jambi, Januari 2010



Penulis












DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Hipotesis
Tujuan Hasil Penelitian
Mannfaat Penelitian
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Defenisi Regenerasi
2.2 Garam Picu Regenerasi Ekor Kecebong Xenopus laevis
2.3 Faktor Yang Merangsang dan Menekan Terjadinya Regenerasi
2.4 Perubahan Histologi Pada Regenerasi Kecebong
BAB III. METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Prsedur Kerja
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN GAMBAR













DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1. Regenerasi Ekor Kecebong.
GAMBAR 2.2 Regenerasi Cacing Planaria
GAMBAR 2.3 Koloni Cacing Planaria















DAFTAR TABEL
TABEL A. Perubahan Panjang Ekor Kecebong Pada Air Tawar
TABEL B. Perubahan Panjang Ekor Keceboong Pada Air Berkadar NaCl
















DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar kecebong pada air tawar
1.1 Gambar kecebong 1 hari ke 3
1.2. Gambar kecebong 2 hari ke 3
1.3. Gambar kecebong 3 hari ke 3
1.4. Gambar kecebong 4 hari ke 3
1.5 Gambar kecebong 5 hari ke 3
1.6. Gambar kecebong 1 hari ke 4
1.7. Gambar kecebong 2 hari ke 4
1.8. Gambar kecebong 3 hari ke 4
1.9. Gambar kecebong 4 hari ke 4
1.10. Gambar kecebong 5 hari ke 4
Lampiran 2. Gambar kecebong pada air berkadar NaCl 0,002M
2.1 gambar kecebong 1 pada hari ke 3
2.2 gambar kecebong 2 pada hari ke 3
2.3 gambar kecebong 3 pada hari ke 3
2.4 gambar kecebong 4 pada hari ke 3
2.5 gambar kecebong 5 pada hari ke 3


v











BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sepanjang hidup suatu organisme,beberapa bagian tubuhnya dapat rusak dan lenyap, sebagian besar organisme sampai derajat tertentu kemampuan mengganti bagian-bagian yang rusak, proses pergantian ini disebut regenerasi. Kemampuan hewan untuk meregenerasikan bagin-bagian yang hilang saat bervariasi dari spesies ke spesies.
Pada kodok dewasa tidak meregenerasi bagin yang hilang, tetepi kecebong mereka sering melakukan regenersi, secara khusus kecebong dari leavis xenopsus akan diperbaharui ekornya setelah teranseksi. Ekor baru tumbuh dengan bentuk yang meruncing khas, dan seperti ekor asli dan berisi kabel notochord, tulang belakang dan otot.
Karena kekayaan pengetahuan tentang pembangunan xenopsus dan kemudahan mikromanipulasi baik pada larva tahap embrio, sistem ini manjadi model penting bagi studi prilaku regenerasi hewan. Dalam perkembangan embrio, lambang saraf timbul sebagai akibat dari interaksi induktif antara epidermis dan lempeng saraf. Dengan demikian adapun hal yang mendasari penelitian tentang “Pengaruh Cairan NaCl Terhadap Regenerasi Ekor Kecebong” ,adalah untuk mengetahui pengaruh cairan NaCl terhadap regenerasi ekor kecebong dibandingkan dengan pengaruh air tawar terhadap regenerasi ekor kecebong.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
Apakah definisi dari regenerasi ?
Bagaimanakah terjadinya proses regenerasi ?
Apakah cairan NaCl dapat mempengaruhi regenerasi kecebong ?
Hipotesis
Adapun hipotesis kami terhadap penilitian mengenai “ Pengaruh cairan NaCl
Terhadap Regenerasi Ekor Kecebong”, adalah apabila habitat kecebong yang diberi cairan NaCl akan mengalami regenerasi yang lebih cepat dari pada regenerasi ekor kecebng yang berhabitat pada air tawar biasa.
Tujuan Hasil Penelitian
Tujuan dari penelitian kami adalah :
Mengatahui pengaruh cairan NaCl terhadap cepatnya regenerasi ekor kecebong.
Mengamati pertambahan panjang pada ekor pada masing kecebong, antara kecebong berada dalam air yang berkadar NaCl dengan kecebong yang berada pada air tawar biasa.
Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaatpenelitian yang kami lakukan adalah :
Agar kita dapat mengetahui bahwa ada senyawa kimia yang dapat berpengaruh terhadap regenerasi ekor kecebong.
Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai regenerasi kecebong lebih lanjut.




KAJIAN PUSTAKA
Definisi Regenerasi
Kata regenerasi dalam bahasa yunani, yaitu palingesia yang semata-mata berarti , “pembaharuan”, “tindakan atau proses digenerasi atau dijadikan ulang”.
Regenerasi dalam biologi adalah menumbuhkan kembali bagian tubuh yang rusak atau lepas. Daya regenerasi paling besar pada echinidermata dan platyhelminthes yang dimana tiap potongan tubuh dapat tumbuh menjadi individu baru yang sempurna. Pada anelida kemampuan iitu menurun . daya itu tinggal sedikit dan terbatas pada bagian ujung anggota tubuh pada amfibi dan reptile. Pada mamalia daya itu paling kecil, terbatas pada penyembuhan luka.
Mennurut Morgan (1989), regenerasi dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya adalah tempratur, proses biologi dan factor bahan makanan. Kenaikan dari temperature, pada hal tertentu , mempercepat regenerasi. Regenerasi menjadi lebih cepat pada suhu 29,7℃. Factor bahan makanan tidak begitu mempengaruhi dalam proses regenerasi.
Regenerasi melalui beberapa tahapan, yaitu :
Luka akan tertutup oleh darah yang mengalir, lalu membeku membentuk scab yang bersifat sebagai pelindung.
Sel epitel bergerak secara amoebid menyebar dibawah permukaan luka, dibawah scab. Proses ini membutuhkan waktu selama dua hari, dimana pada saat itu luka telah tertutup oleh kulit.
Diferensiasi sel jaringan sekitar luka, sehingga menjadi sifat muda kembali dan pluripoten untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru. Matrik tulang dan matrik tulang rawan akan melarut, sel-selnya lepas tersabar dibawah epitel. Serat jeringan ikat njuga berdisintegrasi dan semua sel-selnya mengalami diferensiasi. Sehingga dapat dibedakan antara sel tulang, tulang rawab dan jaringan ikat. Setelah itu sel-sel otot akan berdiferensiasi, serta myofibril hilang, inti membesar, dan sitoplasma menyempit.
Pembentukan kuncup regenerasi (blastema) pada permukaan bekas luka. Pada saat ini scab mungkin sudah terlepas. Blastema berassal dari penimbunan sel-sel diferensiasi atau sel-sel satelit pengembara yang ada dalam jaringan, terutama di dinding kapiler darah. Pada saatnya nanti sel-sel pengembara akan berproliferasi membentuk blastema.
Proliferasi sel-sel berdiferensiasi secara mitosis, yang terjadi secara dengan proses dediferensiasi dan muncul pada waktu blastema mempunyai besar yang maksimal dan tidak membesar lagi.
Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi sel-sel blastema tersebut. Sel-sel yang berasal dari parenkim dapat menumbuhkan alat derivate mesodermal, jaringan saraf dan saluran pencernaan. Sehingga bagian yang di potong akan tumbuh lagi dengan struktur anatomis dan histologist yang serupa dengan asalnya. (id.wikipedia.org/wiki/regenerasi)
Garam Picu Regenerasi Ekor Kecebong
Para peneliti telah memenangkan ramuan resep makanan untuk regrowing anggota badan yaitu : tambahkan sedikit garam ke kecebong berekor, diamkan selama satu jam. Dipiring : satu ekor sempurna, lengkap dengan syaraf, otot, pembuluh darah dan jaringan lain.
Ini tidak sederhana, tetapi hasil yang dilaporkan 29 september di Journal Of Neuroscience memperlebar jendela kecebong yang dapat menumbuhkan kembali ekor, meningkatkan kemingkinan jaringan spesies lain yang rusak bisa diset ulang setelah cedera. Peran garam yang mengejutkan dalam regenerasi amfibi pada akhirnya memberikan cara untuk membujuk kedalam jaringan organ manusia yang terputus atau rusak untuk regrowing.
Jenis regenerasi ini menarik, “ karena menghadapi situasi terkait angka kematian akibat kecelakaan atau anggota badan pada manusia, “ Michael king, biologi perkembangan dari Indiana University School of Medicine di Terre Haute.
Tidak seperti katak dewasa, kecebong memiliki kemampuan untuk benar-banar tumbuh kembali secara lengkap jika terluka. Manusia mempertahankan beberapa kemampuan tersbut. Sampai sekitar umur 11 tahun. Manusia bisa menumbuhkan kembali jari, tetapi dengan bertambahnya usia, kemampuan untuk menumbuhkan jaringan berkurang.

Gambar.2.1 Regenerasi ekor kecebong

Dalam studi baru, para peneliti yang dipimpin oleh Michael Levin dari Tufts
University, Medford, Massachusetts, menemukan kecebong yang tidak bisa mentransfer garam ke dalam sel menyebabkan tidak bisa menumbuhkan ekor kembali, sementara kecebong normal mampu secara sempurna.
Ekor kecebong Xenopus laevis tidak tumbuh kembali setelah penutup luka (scarlike) mulai terbentuk di sekitar ekor yang diamputasi, sebuah proses yang selesai sekitar 18 jam pasca cedera. Tetapi garam yang diimpor ke dalam sel di dekat luka dapat merangsang regenerasi bahkan setelah jaringan scarlike mapan.
Satu saluran importir garam tertentu, disebut NaV1.2, dibutuhkan untuk pertumbuhan kembali ekor. NaV1.2 terkenal karena perannya dalam komunikasi sel otak dan sel detak jantung, tetapi para ilmuwan tidak tahu kemungkin menjadi penting untuk regenerasi.
Lingkungan asin eksternal saja tidak cukup untuk membuat ekor tumbuh kembali. Garam harus diantar ke sel di dekat luka. Walaupun salah satu jalan normal bagi garam ke dalam sel adalah melalui saluran NaV1.2, namun ada cara lain, kata Levin, sehingga meningkatkan kemungkinan untuk terapi sederhana. "Tidak peduli bagaimana sodium sampai sana," kata Levin.
Salah satu cara bagi sel-sel garam adalah molekul kecil yang disebut monensin, angkutan sodium ke dalam sel. Perawatan satu jam dengan monensin bisa mendorong regenerasi ekor kecebong dengan luka yang sudah terbentuk jaringan scarlike. "Ini sinyal sederhana untuk mulai menendang sebuah proses yang sangat kompleks," kata Levin.
Agenda penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjelaskan lebih detail bagaimana kerusakan menyebabkan garam tidak masuk ke dalam sel dan bagaimana sinyal garam di dalam sel menyebabkan pertumbuhan jaringan. Apa lagi sebaliknya, banyak sel dalam tubuh justru rusak karena kadar garam.
Harapannya suatu hari sinyal garam sederhana mungkin berubah menjadi berguna dalam membujuk organ manusia untuk tumbuh kembali. "Dalam regenerasi ekor, semua studi hingga sekarang memperlakukan hewan sebelum terluka. Anda tidak bisa pergi ke dokter dan mendapatkan perlakuan sebelum Anda mengalami kecelakaan," kata Levin.
Kemampuan untuk tumbuh kembali menjadi sebuah organ duplikat secara sempurna atau mengganti anggota tubuh yang hilang karena cedera atau penyakit disebut "Holy Grail" of regenerative medicine. Beberapa hewan melakukan aktivitas ajaib ini dengan mudah. Cacing tanah, udang terumbu karang dan kecebong adalah contoh yang melakukan itu dengan sempurna. Sebuah udang karang yang kehilangan sebuah kaki akan tumbuh kaki yang baru. Cacing Planaria yang kecil dan pipih dapat diamputasi menjadi sebanyak 32 potongan, masing-masing akan tumbuh menjadi hewan yang sama sekali baru lengkap dengan mata, mulut dan organ internal.(Anonim 2. 2010)


Gambar 2.2 Regenerasi cacing planaria
Para ilmuwan mengetahui proses yang melibatkan mekanisme normal ditemukan saat dalam perkembangan embrio, tetapi masih belum jelas tentang apa yang mereka lakukan. Peneliti melakukan studi untuk mengidentifikasi kunci jalur selular yang muncul untuk memicu regenerasi dengan beralih pada gen tertentu. “Ini adalah pertama molekul yang terjadi selama regenerasi,” kata pemimpin peneliti Dr Scott Stewart, dari Salk Institute di La Jolla, California, kepada telegraph. “Sampai sekarang, bagaimana amputasi diterjemahkan ke dalam aktivasi gen yang ajaib. Akhirnya, kami memiliki pegangan mengenai proses ini.”


Gambar 2.3. Koloni cacing planaria
Tim Ilmuwan dari Salk mengfokuskan pada biological “priming” system yang membuat sel-sel embrio siap untuk menjadi jenis apa pun dalam jaringan mereka. Mereka menemukan enzim tertentu, katalis protein biologis, tampaknya menjadi sangat penting untuk proses semua itu. Sekarang para ilmuwan berencana untuk melihat lebih dekat pada enzim dan mencari tahu bagaimana hal itu bekerja. Mereka juga ingin mengetahui bagaimana regenarisasi gen dimatikan lagi setelah selesai.(Anonim I. 2010)
Pada regenerasi tidak ada induksi dari puncak saraf baru yang mirip dengan yang terlihat pada perkembangan embrio. Namun ada beberapa turunan puncak regenerasi syaraf. Melimpahnya melanophores yang diregenerasi dari precursor tidak berpigmern, dan meskipun ganglia tulang belakang tidak diregenerasi, system sensor yang cukup diproduksi untuk mengaktifkan fungsi esensial untuk melanjutkan.(soroso . 2002 : 137)
Dalam ekor derivate utama dari puncak syaraf adalah sel pimen (dorsal root) ganglia mengandung neuron sensoris dengan dengan ganglia terkait. Pigmen sel yang paling menonjol dalam ekor Xenopus adalah melanophores yang mengandung melanin. Melaniphores amfibi sangat mirip dengan ikan yang pembangun dan regenerasi telah dipelajari dalam materi regenerasi. Hal ini konvensional untuk merujuk kepada Melanophores dalam vertebrata yang lebih rendah, dan melanosit diamniotes ada sdikit perbedaan antara jenis sel. Melanophores banyak ditemukan diekor kecebong Xenopus dan kami mennunjukan disini bahwa melanophus kembali dan sangat banyak di ekor baru. Ganglia tulang belakang dari semua vertebrata adalah lambing akar dorsal setiap saraf tulang belakang dari Xenopus mengikuti pola primitive, dengan satu pasang permytome. Ganglia tulang belakang dari ganglia tubuh ditahan setelah metamorphosis adalah lebih besar daripada ekor,dan ekor mereka tidak berbeda satu sma lain. (Dellman. 1992 : 186)
Faktor Yang Merangsang dan Menekan Terjadinya Regenerasi
Kemampuan regenerasi pada setiap jenis hewan tergantung pada hewan itu sendiri, derajat diferensiasi dari sel-selnya atau stadium ontogenesis yang dialami oleh hewan yang bersangkuatn atau factor lainya. Kemampuan regenerasi tersebut juga dipengaruhi oleh factor lingkungan dimana hewan itu berada.
Laju percepatan regenerasi secara alami dipengaruhi atau sangat tergantung pada suhu lingkungan. Peningkatan suhu sampai ketitik tertentu dapat meningkatkan proses regenerasi. Pada Planaria torva misalnya , regenerasi masih dapat terjadi pada suhu 3℃. Regenerasi cepat terjadi pada suhu 29,7℃, pada suhu ini kepala akan terbentuk dalam waktu 4-6 hari. Pada suhu 31,5℃ baru terbentuk 8,5 hari kemudian.hal ini menunjukan bahwa pada suhu tersebut terlalu tinggi untuk beregenerasi, suhu 32℃ mengakibatkan kematian.
Perubahan Histologi Pada Regenerasi
Regenerasi sebenarnya melibatkan proses histology yang yang sangat kopleks pada ujung tumpul bekas amputasi dan kemudian menuju kepembentukan blastema regenerasi. Dampak segera pemotongan organ adalah bahwa sel-sel yang ada dibawah luka akan segera tumbuh kepermukaan. Beberapa lapis sel akan mati karerna dihadapkan pada kondisi lingkungan yang tidak biasanya, dengan demikian permukaan luka kemudian akan tertutup oleh sisa-sisa yang mati tersebut. (Surjono . 2001 : 941-948)















BAB III
METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan
Alat-alat yang dipergunakan pada penelitian ini adalah :
2 buah stoples
1 buah pisau silet
1 buah penggaris
Kamera
Bahan-bahan yang dipergunakan pada penelitian ini adalah :
Air tawar
Rumput laut
10 ekor kecebong
Cairan NaCl
Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja dalam penelitian ini adalah :
a). Diambil 10 ekor kecebong
b). Dipotong pada bagian ekornya masing-masing ekor kecebong sepanjang0,3
cm
c). Dimasukan 5 ekor kecebong kedalam stoples yang berisi air tawar
dan 5 ekor lain nya kedalam stoples yang berisi air berkadar NaCl 0,002 M. Masing-masing stoples yang telah diisi oleh rumput laut sebagai sumbar makanan bagi kecebong.
d). Diukur setiap hari masing-masing ekor kecebong, dan dicatat pertambahan panjangnya,
e). Diamati dan dibandingkan perubahan panjang nya antara kecebong pada air tawar denagn kecebong pada air berkadar NaCl 0,002,
f). Didokumentasikan masing-masing kecebong setiap harinya.





















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari penelitian yang telah kami lakukan, kami memperoleh hasil pertambahan panjang pada ekor kecebong saat beregenerasi yang akan kami sajikan dalam bentuk table sebagai berikut :
TABEL A. Perubahan Panjang Ekor Kecebong Pada Air Tawar

kecebong Panjang awal Setelah dipotong 0,3 cm Perubahan panjang per hari Jumlah rata-rata
20/12/10 21/12/10 22/12/10 23/12/10 24/12/10
1 1,5 cm 1,2 cm 1,3 cm 1,4 cm 1,5 cm 1,5 cm 1,6 cm 1,16 cm
2 1,3 cm 1,0 cm 1,1 cm 1,2 cm 1,4 cm 1,4 cm 1,5 cm 1,3 cm
3 3,0 cm 2,7 cm 2,7 cm 2,8 cm 3,0 cm 3,0 cm 3,1 cm 2,9 cm
4 2,0 cm 1,7 cm 1,8 cm 1,8 cm 2,0 cm 2,0 cm 2,1 cm 1,92 cm
5 1,7 cm 1,4 cm 1,5 cm 1,6 cm 1,7 cm 1,8 cm 1,9 cm 1,7 cm
X total 1,8 cm




Dari table diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa pertambahan panjang kecebong setiap hari nya pada umumnya adalah 0,1 cm. dengan rata-rata total adalah 1,8 cm.





TABEL B. Perubahan Panjang Ekor Kecebong Pada Air Berkadar NaCl 0,002 M






kecebong Panjang awal Setelah dipotong 0,3 cm Perubahan panjang per hari Jumlah rata-rata
20/12/10 21/12/10 22/12/10 23/12/10 24/12/10
1 2,0 cm 1,7cm 1,7 cm 1,8 cm - - - 1,75 cm
2 1,2 cm 0,9 cm 0,1 cm 0,2 cm 0,3 cm 0,4 cm 0,5 cm 0,3 cm
3 1,2 cm 0,9 cm 0,1 cm 0,2 cm 0,3 cm 0,4 cm 0,5 cm 0,3 cm
4 1,8 cm 1,5 cm 1,6 cm 1,7 cm 1,7 cm - - 1,67 cm
5 1,7 cm 1,4 cm 1,5 cm 1,6 cm 1,7 cm 1,8 cm 1,9 cm 1,7 cm
X total 1,144 cm
Dari table diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa semakin panjang / besar ukuran kecebong maka ketahanan regenerasi semakin menurun , dibandingakn dengan kecebong yang berukuran kecil, karena kecebong yang berukuran besar dan sudah memiliki tunas kaki yang jelas. Dapat pula nilai rata-rata total pada percobaan ini adalah 1.144 cm.
4.2 Pembahasan
Dengan melarutkan NaCl 1 mg padat kedalam 1 liter air tawar dengan menggunakan rumus n = gr/mr dan M =n/v maka kami dapat mengetahui bahwa konsentrasi NaCl didalam 1 liter air adalah 0,002 M. cara mengetahuinya adalah sebagai berikut :
Diketahui : massa NaCl = 1 mg
Volume air = 1 liter
Mr NaCl = 49,5
Ditanya : M =…………..?
Jawab : n = gr/mr = (0,1 gr)/49,5= 0,002
M = n/v = (0,002 m)/(1 l) =0,002
Dengan membandingkan cepat nya regenerasi ekor kecebong pada air tawar dengan kecebong pada air berkadar NaCl 0,002 M kami tidak menemukan suatu perbandingan yang spesifik diantaranya, maksudnya disini adalah pertambahan panjang ekor kecebong pada kedua media adalah sama per harinya setelah diukur setiap ekor kecebong , memperoleh perpanjangan masing-masing 0,1 cm pada umumnya air berkadar NaCl 0, 002 M ada yang mengalami kematiann pada saat regenerasi berlangsung, dan yang mengalami hal tersebut adalah kecebong yang telah memiliki tunas kaki dan berukuran lebih besar dari yang lainnya, dapat diperkirakan bahwa kecebong tersebut mengalami stress dalam habitat air berkadar NaCl.
Dalam studi baru yang dipimpin olek Michael Levin dari Tufts University menemukan tentang penelitian yang memenangkan ramuan resep masakan untuk regrowing anggota badan yaitu dengan cara menambahkan sedikit garam ( NaCl + Yodium ) kekecebong berekor , diamkan selama satu jam dipiring dengan ekor yang telah teramputasi, maka dapat diperoleh hasil bahwa kecebong cepat dapat menumbuhkan kembali ekornya, meningkatkan kemungkinan jaringan spesies lain bisa diset ulang setelah rusak/cedera. Peran garam yang mengejutkan dalam regenerasi amfibi pada akhirnya memberikan cara untuk membujuk kedalam jaringan organ manusia yang terputus atau rusak untuk regrowing.
Karena garam adalah NaCl yang telah bercampur dengan kandunagn yodium yang dapat mempercepat regenerasi ekor kecebong, maka disini kami melakukan penelitian mengenai pengaruh NaCl murni yang berkonsentrasi 0,002 M sama dengan pertumbuhan panjang ekor kecebong pada air tawar, yaitu pertambahan panjangnya 0,1 cm. Pada setiap harinya, hanya saja prilaku/ gerak kecebong pada kedua media tersebut berbeda, pada air berkadar NaCl gerak kecebong cenderung lamban dibandungakn dengan kecebong yang berada pada air tawar.
Dari penelitian yang telah kami lakukan, kami menyadari bahwa hipotesis awal kami tidak sesuai dengan hasil penelitian, karena pengaruh NaCl 0,002 M sama dengan pengaruh air tawar terhadap regenerasi ekor kecebong, akan tetapi kami menemukan pengaruh lain yaitu prilaku/gerak kecebong yang berbeda pada kedua media, seperti yang telah dijelaskan diatas.


BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah kami lakukan dapat disimpulakan bahwa :
Ternyata regenerasi kecebong pada air yang mengandung NaCl 0,002 M
Sma dengan regenerasi ekor kecebong pada air tawar, jumlah penambahan panjang nya setiap hari adalah 0,1 cm, hanya saja perbedaan
Yang Nampak adalah pada prilaku / gerak nya. Gerak kecebong pada air yang berkadar NaCl begitu lamban pergerakannya, dibandingkan dengan kecebong padda air tawar.
Semakin besar ukuran kecebong atau kecebung yang sudah memiliki tunas kaki yang diberi perlakuan maka semakin besar pula kemungkinan untuk mengalami kematian, karena dalam penelitian kami kecebong yang berukuran lebih besar dibanding kecebong lainnya pada air berkadar NaCl mengalami kematian.
5.2 Saran
Kami dapat menyarankan kepada pembaca bahwa, apabila melakukan sebuah penelitian tentang regenerasi ekor kecebong,sebaiknya memperhatikan konsentrasi dari NaCl murni yang di pakai, apabila ingin mendapatkan hasil yang baik dalam percepatan regenerasi kecebong. Dan yang perlu di perhatikan lagi dalam percobaan ini adalah cara memilih kececbong yang akan diamputasi, karena apabila kecebong yang berukuran besar dan telah memiliki tunas kaki akan lebih rentan dalam mengalami kematian setelah mengalami amputasi ekor.

DAFTAR RUJUKAN

Anonim, 1. 2010. Regenerasi kecebong http//id.wikipedia.org/wiki/regenerasi
Anonim, 2. 2010. Cairan NaCl. http//www. infogigi. Com/ 20 desember 2010/ cairan Nacl.html
Brown, Dellman . 1992. Buku Teks Histologi Veteriner. Jakarta : Unuversitas Terbuka
Kimball, w, Jhon. 1998. Biologi. Edisi ke lima. Bogor : Erlangga
Surjono, Tien, Wiati. 2001. Perkembangan Hewan. Jakarta : Universitas Terbuka
Suroso, dkk. 2002. Ensiklopedia Sains dan Kehidupan. Jakarta : Tarity Samudra berlian
Yudi, sastra, wahyu. Laporan Regenerasi Kecebong. http:// www: Yudisastrawahyudi.blogspot.com











LAMPIRAN GAMBAR

GAMBAR KECEBONG PADA AIR TAWAR


Gambar kecebong 1 pada hari ke 3 Gambar kecebong 2 pada hari ke 3


Gambar kecebong 3 pada hari 3 Gambar kecebong 4 pada hari 3

Gambar kecebong 5 pada hari ke 3




Gambar kecebong 1 pada hari ke 4 Gambar kecebong 2 pada hari ke 4


Gambar kecebong 3 pada hari ke 4 Gambar kecebong 4 pada hari ke 4


Gambar kecebong 5 pada hari ke 4






2. GAMBAR KECEBONG PADA AIR BERKADAR NaCl 0,002 M

Gambar kecebong 1 pada hari ke 3 Gambar kecebong 2 pada hari ke 3


Gambar kecebong 3 pada hari ke 3 Gambar kecebong 4 pada hari ke 3


Gambar kecebong 5 pada hari ke 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar