I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi .Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab qahwah yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal saat ini .
Dalam banyak hal, efek kafein yang terkandung di dalam kopi selalu di bahas pengaruhnya terhadap manusia. Tetapi pada kali ini saya akan membahas kafein yang terkandung di dalam kopi AAA terhadap aktivitas larva katak (berudu) .
Berudu atau kecebong adalah tahap pra-dewasa (larva) dalam daur hidup amfibia. Berudu eksklusif hidup di air dan berespirasi menggunakan insang, seperti ikan. Tahap akuatik (hidup di perairan) inilah yang membuat amfibia memperoleh namanya.
1.2 Rumusan Masalah
1. apakah kandungan kafein di dalam kopi AAA berpengaruh terhadap aktivitas larva katak ?
2. bagaimana pengaruh kandungan kafein di dalam kopi AAA terhadap aktivitas larva katak ?
1.3 Hipotesis Penelitian
1. kandungan 5gr kopi AAA dalam 200mL air kolam akan memepengaruhi aktivitas larva katak.
2. larva katak pada gelas yang di campur kopi AAA akan bergerak lebih aktif.
1.4 Tujuan Hasil Penelitian
Mengamati aktivitas larva katak di dalam 200mL air kolam yang di campur 5gr kopi AAA dengan 300mL air kolam yang tidak dicampur apa-apa.
1.5 Manfaat Hasil Penelitian
Menginformasikan kepada pembaca tentang pengaruh kadar kafein di dalam kopi AAA terhadap aktivitas larva katak
II
KAJIAN PUSTAKA
Berudu atau kecebong adalah tahap pra-dewasa (larva) dalam daur hidup amfibia. Berudu eksklusif hidup di air dan berespirasi menggunakan insang, seperti ikan. Tahap akuatik (hidup di perairan) inilah yang membuat amfibia memperoleh namanya Kebanyakan berudu herbivora, memakan alga dan bagian-bagian tumbuhan. Beberapa spesies merupakan omnivora (pemakan segala) (Zug, 1993).
Katak alias bangkong yang dalam bahasa inggris : toad, adalah hewan amfibia yang paling dikenal orang di Indonesia. Anak-anak biasanya menyukai kodok dan katak karena bentuknya yang lucu, kerap melompat-lompat, tidak pernah menggigit dan tidak membahayakan. Hanya orang dewasa yang kerap merasa jijik atau takut yang tidak beralasan terhadap kodok (Zug, 1993).
Katak atau bangkong berkulit kasar berbintil-bintil sampai berbingkul-bingkul, kerapkali kering, dan kaki belakangnya sering pendek saja, sehingga kebanyakan kurang pandai melompat jauh.
Gambar 2.1. larva katak (berudu)
2.1 Kehidupan katak
Katak mengawali hidupnya sebagai telur yang diletakkan induknya di air, di sarang busa, atau di tempat-tempat basah lainnya. Telur-telur katak menetas menjadi berudu atau kecebong yang dalam bahasa Inggris tadpole, yang bertubuh mirip ikan gendut, bernafas dengan insang dan selama beberapa lama hidup di air. Perlahan-lahan akan tumbuh kaki belakang, yang kemudian diikuti dengan tumbuhnya kaki depan, menghilangnya ekor dan bergantinya insang dengan paru-paru. Setelah masanya, berudu ini akan melompat ke darat sebagai katak kecil.
Katak kawin pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat bulan mati atau pada ketika menjelang hujan. Pada saat itu katak-katak jantan akan berbunyi-bunyi untuk memanggil betinanya, dari tepian atau tengah perairan. Beberapa jenisnya, kerap membentuk ‘grup nyanyi’, di mana beberapa hewan jantan berkumpul berdekatan dan berbunyi bersahut-sahutan. Suara keras katak dihasilkan oleh kantung suara yang terletak di sekitar lehernya, yang akan menggembung besar manakala digunakan.
Pembuahan pada katak dilakukan di luar tubuh. Katak jantan akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang. Sambil berenang di air, kaki belakang katak jantan akan memijat perut katak betina dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat yang bersamaan katak jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur yang dikeluarkan si betina.
Gambar 2.2. daur hidup amfibi
2.2 Habitat dan makanan
Katak hidup menyebar luas, terutama di daerah tropis yang berhawa panas. Makin dingin tempatnya, seperti di atas gunung atau di daerah bermusim empat (temperate), jumlah jenis katak cenderung semakin sedikit. Salah satunya ialah karena katak termasuk hewan berdarah dingin, yang membutuhkan panas dari lingkungannya untuk mempertahankan hidupnya dan menjaga metabolisme tubuhnya (Eprillurahman, 2007).
Bangkong kolong, misalnya, merupakan salah satu jenis katak yang kerap ditemui di pojok-pojok rumah atau di balik pot di halaman. Katak pohon menghuni pohon-pohon rendah dan semak belukar, terutama di sekitar saluran air atau kolam.
Katak memangsa berbagai jenis serangga yang ditemuinya. Katak kerap ditemui berkerumun di bawah cahaya lampu jalan atau taman, menangkapi serangga-serangga yang tertarik oleh cahaya lampu tersebut (eprillurahman, 2007).
Sebaliknya, katak juga dimangsa oleh pelbagai jenis makhluk yang lain: ular, kadal, burung-burung seperti bangau dan elang, garangan, linsang, dan juga dikonsumsi manusia.
Katak membela diri dengan melompat jauh, mengeluarkan lendir dan racun dari kelenjar di kulitnya; dan bahkan ada yang menghasilkan semacam lendir pekat yang lengket, sehingga mulut pemangsanya akan melekat erat dan susah dibuka.
2.3 Reproduksi
Pada saat bereproduksi katak dewasa akan mencari lingkungan yang berair. Disana mereka meletakkan telurnya untuk dibuahi secara eksternal. Telur tersebut berkembang menjadi larva dan mencari nutrisi yang dibutuhkan dari lingkungannya, kemudian berkembang menjadi dewasa dengan bentuk tubuh yang memungkinkannya hidup di darat, sebuah proses yang dikenal dengan metamorfosis (Duelman dan L.Thieb, 1968).
Tidak seperti telur reptil dan burung, telur katak tidak memiliki cangkang dan selaput embrio. Sebaliknya telur katak hanya dilindungi oleh kapsul mukoid yang sangat permeabel sehingga telur katak harus berkembang di lingkungan yang sangat lembab atau berair (Duelman dan L.Thieb, 1968).
Menurut Kartolo. S. Wulangi (1993), metamorfosis pada katak termasuk metamorfosis sempurna, yang terdiri dari:
1. Katak dewasa bertelur, dan setelah 10 hari akan menetas dan dinamakan berudu.
2. Setelah 2 hari lagi, akan tumbuh insang luar yang berbulu yang digunakan untuk bernafas.
3. Umur 3 minggu, berudu tersebut akan ditutup oleh kulit.
4. Umur 8 minggu, katak akan memiliki kaki belakang.
5. Umur 12 minggu, kaki depan akan terbentuk. Dan seiring dengan itu, kaki belakang membesar dan ekor jadi mengecil. Dan seiring dengan itu, maka bagian tubuh yang lain akan berkembang dengan sempurna. Dan ekor pun akan hilang. Setelah ekor hilang, katak akan bernafas dengan paru-paru. Dan itulah yang dinamakan katak dewasa.
Gambar 2.3. metamorfosis katak
2.4 Kopi
Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab qahwah yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda. Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal saat ini (Ickey’z, 2009).
Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung
Tetapi apakah efek Caffeine ini juga mempunyai efek terhadap yang terlalu banyak minum kopi setiap harinya. Selain bermanfaat Caffeine juga ada efek buruknya bila dikonsumsi terlalu banyak apa lagi bagi penderita mag (KOMPAS, 2010).
III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
• gelas 2 bh
• berudu
• kopi AAA
• air kolam
• gelas ukur
• timbangan
• kamera digital
3.2 Prosedur
• disediakan 2 buah gelas yang telah diisi air kolam masing masing sebanyak 200mL
• dimasukkan 5gr kopi AAA pada salah satu gelas (Gelas A), 1 gelas lagi hanya air kolam saja sebagai kontrol (Gelas B)
• dimasukkan 10 ekor larva katak pada setiap gelas
• diamati aktivitas larva katak dan dibandingkan
• dicatat hasil pengamatan
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Tabel 4.1. hasil penelitian
Hari ke- Gelas A Gelas B
1 Normal Normal
2 Normal Sedikit Aktif
3 Normal Aktif
4 Normal Sangat Aktif
5 Normal Normal
6 Normal Tidak aktif
7 Normal Tidak Aktif
8 Normal Sebagian Mati
9 Normal Seluruhnya Mati
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Larva katak atau yang sering disebut berudu atau kecebong adalah tahap pra-dewasa (larva) dalam daur hidup amfibia. Berudu eksklusif hidup di air dan berespirasi menggunakan insang, seperti ikan. Tahap akuatik (hidup di perairan) inilah yang membuat amfibia memperoleh namanya.
Pada penelitian ini, saya membandingkan aktifitas larva katak pada air kolam yang tidak dicampur apa-apa , dengan aktifitas larva katak yang berada di air kolam yang telah sebelumnya dicampur dengan kopi AAA. penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 2 buah gelas, yang diisi air kolam tanpa dicampur apapun (gelas A), dan gelas yang diisi 200mL air kolam yang sebelumnya telah dicampur dengan 5gr kopi AAA. Kemudian di amati dan dibandingkan hingga beberapa hari dan terlihat perubahan aktifitas larva katak dikedua gelas tersebut. Setiap hari air kolam dikedua gelas selalu diganti agar tidak ada faktor lain yang dapat mempengaruhi aktifitas larva katak, misalnya kehabisan makanan (plankton di air kolam).
Setelah dilakukan pengamatan selama kurang lebih 8 hari, terlihat jelas adany perbedaan aktifitas di kedua gelas. Pada hari pertama, masih terlihat normal pada gelas A maupun gelas B. Namun pada hari kedua hingga hari ke-4, larva katak pada gelas B mulai kelihatan sangat aktif, bahkan bertambah aktif hingga hari ke-4, kemudian pada hari kelima, keadaan larva katak pada gelas B mulai kembali normal, tetapi pada hari ke-6 larva katak terlihat melemah dan kurang aktif, hingga pada hari ke-7 sebagian larva katak mati dan berangsur-angsur habis pada hari ke-8.
Hal ini disebabkan oleh kandungan kafein didalam kopi. Caffeine men stimulasi tubuh supaya medahulukan meningkatkan penggunaan lemak sebagai bahan bakar utama pada saat bergerak, ini akan menyebabkan penggunaan Glycogen (Carbohydrate) menurun (bukan sebagai bahan bakar utama) sehingga Glycogen dapat berfungsi sebagai cadangan tenaga, dan hasilnya bisa lebih kuat sebelum kelelahan. (biasanya justru Glycogen lah sebagai bahan bakar yg pertama dipakai sampai habis dan sisanya dari lemak, padahal cadangan glycogen lebih kecil dibanding cadangan lemak dalam tubuh) (KOMPAS, 2010).
Tetapi larva katak yang masih rentan tidak mampu mencerna kandungan kafein tersebut, kemudian bubuk-bubuk kopi yang kasar dapat menghambat saluran pernafasan larva katak. Sehingga hanya mampu bertahan selama beberapa hari.
V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Kandungan 5gr kopi terhadap 200mL air kolam membuat larva katak lebih aktif dibandingkan dengan larva katak pada media kontrol. Tetapi umur larva katak pada gelas yang diisi 5gr kopi AAA lebih pendek.
5.2 Saran
Karena keterbatasan waktu dan pengetahuan yang penulis miliki, maka penulis meyarankan penelitian lebih lanjut tentang “Pengaruh Kandungan 5gr Kopi dalam 200mL Air Kolam Terhadap Aktifitas Larva Katak” ini.
DAFTAR RUJUKAN
Duelman, W.E and L. Thieb. 1986. Biology of Amphibians. New York: Mc.Braw, Hillbook Company.
Eprilurahman, 2007. Frogs and Toads of Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Yogyakarta: International Seminar Advances in Biological Science. Fakultas Biologi UGM
Ickey’z. 2000. Katak. http://riezkiy.blogspot.com/2009/06/katak.html, diakses Desember 2010.
Wulangi, Kartolo. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Bandung: Jurusan Biologi ITB.
Zug, George R. 1993. Herpetology. New Jersey: Pretice Hall, inc.
Atlet dan Kopi. KOMPAS, minggu 10 November 2010. Hal 13.
LAMPIRAN
Gambar 1. 50gr Kopi
Gambar 2. Gelas A Gambar 3. Gelas B
Gambar 4. Perbandingan Gelas A dan Gelas B
Gambar 5. Pengamatan Hari ke-1 Gambar 6. Pengamatan Hari ke-2
Gambar 7. Pengamatan Hari ke-3 Gambar 8. Pengamatan Hari ke-4
Gambar 9. Pengamatan Hari ke-5 Gambar 10. Pengamatan Hari ke-6
Gambar 11. Pengamatan Hari ke-7 Gambar 12. Pengamatan Hari ke-8
SGambar 13. Pengamatan Hari ke-9
BalasHapusmanfaat penelitianini untuk apa, biasanya penelitian itu dibuat dengan tujuan jelas khususnya utuk manusia. tapi ini untuk larva katak. mohon kalau ada penjelasan lebih lanjut tentang manfaat penelitian ini , akan sangat bagus sehingga bisa dipakai utuk dasar penelitian lebih lanjut. Terima kasih.
Anda penggemar casino online ???
BalasHapusmari bergabung bersama kami dan rasakan kemenagan besar di setiap permainan yang kamu mainkan
Ayo Segera Daftar Akun Bermain Anda..Gratiss..
Klik >>>>>>> Daftar Game Casino
Hubungi Segera:
WA: 087785425244
Cs 24 Jam Online
Daftar Judi Slot Online yang Gacor di Bolavita :
BalasHapus♠ Judi Slot Playtech Bolavita
♠ Judi Slot Pragmatic Play Bolavita
♠ Judi Slot Habanero Bolavita
♠ Judi Slot JOKER123 Bolavita
Benefit bermain di Bolavita :
♣ Layanan Situs Judi Online 24 Jam
♣ Provider Server Judi Online yang handal
♣ Berbagai bonus dan promosi yang menguntungkan
♣ Keamanan data member terjamin 100%
♣ Slot online dengan bonus jackpot terbesar
Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami via livechat ataupun :
✔ WA / TELEGRAM : +6281297392623
#bolavita #promobolavita #slotonline #slotgacor #slotonlinegacor #situsslotonline #pragmaticplay #depositslotviadana #depositslotviajago #depositslotviabsi #slotonlinebsi