Senin, 14 Februari 2011

PENGARUH SENTUHAN TERHADAP PERKEMBANGAN LANJUT EMBRIO AYAM KAMPUNG

PENGARUH SENTUHAN TERHADAP
PERKEMBANGAN LANJUT
EMBRIO AYAM KAMPUNG

KARYA ILMIAH

Asdos Pembimbing : Rita Yuliza












DI SUSUN OLEH :
PUPUT YUSI ARI SANTI
A1C409038



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2010 / 2011


DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.........................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3 Hipotesis.......................................................................................................2
1.4 Tujuan Hasil Penelitian.................................................................................2
1.5 Manfaat Hasil Penelitian..............................................................................2
BAB II. KAJIAN PUSTAKA.......................................................................................3
BAB III. METODE PENELITIAN..............................................................................11
3.1 Alat dan Bahan..............................................................................................11
3.2 Prosedur Kerja...............................................................................................11
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................12
4.1 Hasil Penelitian..............................................................................................12
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian.........................................................................12
BAB V. PENUTUP......................................................................................................15
5.1 Kesimpulan...................................................................................................15
5.2 Saran..............................................................................................................15
DAFTAR RUJUKAN..................................................................................................16
LAMPIRAN.................................................................................................................17



DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Bagian – bagian telur
Gambar 2.5 Tahap – tahap perkembangan embrio ayam.
Gambar 2.8. Bagian dari telur.
























DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 . Tabel hasil penelitian Perkembangan Lanjut Embrio Ayam kampung.
Tabel 4.3. Tabel faktor – faktor yang mempengaruhi Perkembangan lanjut embrio.
Tabel 2.7. Suhu ideal ruang mesin tetas.





















DAFTAR LAMPIRAN

FOTO TELUR PADA KARDUS A
Gambar 1. Telur pada hari ke-4 ( Kamis, 23 Desember 2010 )
Gambar 2. Telur pada hari ke-6 ( Sabtu, 25 Desember 2010 )
Gambar 3. Telur pada hari ke-8 ( Senin, 27 Desember 2010 )
Gambar 4. Telur pada hari ke-10 ( Rabu, 29 Desember 2010 )

FOTO TELUR KARDUS B
Gambar 1. Telur pada hari ke-4 ( Kamis, 23 Desember 2010 )
Gambar 2. Telur pada hari ke-6 ( Sabtu, 25 Desember 2010 )
Gambar 3. Telur pada hari ke-8 ( Senin, 27 Desember 2010 )
Gambar 4. Telur pada hari ke-10 ( Rabu, 29 Desember 2010 )

















BAB I
PENDAHULUUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Telur merupakan bahan makanan yang termasuk 4 sehat 5 sempurna. Pada kehidupan sehari – hari, kita sering mengkonsumsi telur tanpa mengetahui bagaimana proses telur itu menetas menjadi seekor anak ayam lalu anak ayam tersebut kelak akan bertelur kembali.
Dalam proses penetasan tersebut terdapat tahap – tahap terbentuknya anak ayam sebelum menetas. Dimulai dari terbentuknya embrio sampai proses terbentuknya telinga, mata dan kaki.
Terkadang kita sering menyentuh / memegang telur ayam yang sedang dierami induk ayam tanpa kita ketahui itu dapat mempengaruhi lambatnya perkembangan embrio ayam tersebut serta dapat mempengaruhi lamanya penetasan telur.
Maka pada kali ini saya melakukan penelitian mengenai ” Pengaruh Sentuhan Terhadap Perkembangan Lanjut Embrio Ayam Kampung ” agar dapat diketahui oleh khalayak umum bahwa pada saat telur sedang dierami oleh induknya tidak boleh disentuh / jangan dipegang telur tersebur, karena itu dapat mempengaruhi lamanya penetasan telur.
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian dari telur itu sendiri ?
b. Apa saja bagian – bagian dari telur serta fungsinya ?
c. Apakah sentuhan berpengaruh terhadap perkembangan embrio ayam?
d. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi proses penetasan telur atau perkembangan embrio ayam ?
e. Berapa lama waktu normal, telur ayam seharusnya menetas ?



1.3 HIPOTESIS
Sentuhan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan embrio ayam kampung atau mempengaruhi lama penetasan telur.
1.4 TUJUAN HASIL PENELITIAN
a. Mempelajari bagian – bagian dari telur.
b. Mengetahui proses / tahap – tahap pembentukan telur ayam hingga menjadi seekor anak ayam.
c. Mengetahui waktu normal penetasan telur ayam.
d. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi proses penetasan telur ayam kampung.
e. Untuk membuktikan bahwa sentuhan berpengaruh terhadap perkembangan lanjut embrio ayam kampung.
1.5 MANFAAT HASIL PENELITIAN
a. Agar mahasiswa dapat memperdalami atau memahami mengenai topik penelitian.
b. Agar mahasiswa dapat berbagi informasi yang didapat / menerapkan nya kepada khalayak umum.
c. Agar para pembaca khususnya peternak dapat menerapkannya pada kehidupan sehari – hari.
d. Agar mahasiswa dan pembaca dapat mengambil / memetik informasi yang penting dari pembuatan karya ilmiah ini.





BAB II
KAJIAN PUSTAKA


Setelah minggu pertama , sel-sel trofoblas yang terletak di atas embrioblas yang berimplantasi di endometrium dinding uterus, mengadakan proliferasi dan berdiferensiasi menjadi dua lapis yang berbeda :
1. sitotrofoblas : terdiri dari selapis sel kuboid, batas jelas, inti tunggal, di sebelah dalam (dekat embrioblas).
2. sinsitiotrofoblas : terdiri dari selapis sel tanpa batas jelas, di sebelah luar (berhubungan dengan stroma endometrium).
Pada kutub embrional, sel-sel dari hipoblas membentuk selaput tipis yang membatasi bagian dalam sitotrofoblas (selaput Heuser). Selaput ini bersama dengan hipoblas membentuk dinding bakal yolk sac (kandung kuning telur). Rongga yang terjadi disebut rongga eksoselom (exocoelomic space) atau kandung kuning telur sederhana. Dari struktur-struktur tersebut kemudian akan terbentuk KANDUNG KUNING TELUR, LEMPENG KORION dan RONGGA KORION. Pada lokasi bekas implantasi blastokista di permukaan dinding uterus terbentuk lapisan fibrin sebagai bagian dari proses penyembuhan luka.
Jaringan endometrium di sekitar blastokista yang berimplantasi mengalami reaksi desidua, berupa hipersekresi, peningkatan lemak dan glikogen, serta edema. Selanjutnya endometrium yang berubah di daerah-daerah sekitar implantasi blastokista itu disebut sebagai desidua. Perubahan ini kemudian meluas ke seluruh bagian endometrium dalam kavum uteri (selanjutnya lihat bagian selaput janin)
Pada stadium ini, zigot disebut berada dalam stadium bilaminar (cakram berlapis dua). ( Anonim, 2010 : 1 )


Gambar 2.2 Bagian – Bagian telur

Menurut ( Nurzanepastry, 2010 : 1 ) Fungsi dari bagian-bagian di atas ialah :
• Cangkang Telur : Mempunyai banyak pori yang penting untuk pertukaran udara. Di dalam cangkang terdapat selaput tipis, di salah satu ujung telur, selaput tidak menempel pada cangkang sehingga membentuk rongga udara.
• Rongga Udara : Sebagai sumber oksigen bagi embrio.
• Albumen (putih telur) : Berfungsi untuk melindungi zigot atau embrio dari goncangan, bahaya lain, dan sebagai cadangan makanan.
• Kuning Telur : Sebagai persediaan makanan bagi embrio.
• Kalaza (tali kuning telur) : Berfungsi untuk menahan kuning telur, supaya tetap pada tempatnya dan menjaga embrio agar tetap berada di bagian atas kuning telur.
• Keping Lembaga : Disebut juga sel embrio, yang akan tumbuh menjadi individu baru.


Menurut ( Amenta, 1990 : 12 – 16 ) tahap – tahap perkembangan lanjut embrio ayam adalah :
1. Umur hari pertama.
Bentuk awal embrio pada hari pertama belum terlihat jelas, sel benih berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan bagian tengahnya agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih betina yang sudah dibuahi yang dinamakan zygot blastoderm. Setelah lebih kurang 15 menit setelah pembuahan, mulailah terjadi pembiakan sel-sel bagian awal perkembangan embrio. Jadi didalam tubuh induk sudah terjadi perkembangan embrio.
2. Umur hari kedua
Bentuk awal embrio hari kedua mulai terlihat jelas. Pada umur ini sudah terlihat primitive streake – suatu bentuk memanjang dari pusat blastoderm – yang kelak akan berkembang menjadi embrio. Pada blastoderm terdapat garis-garis warna merah yang merupakan petunjuk mulainya sistem sirkulasi darah.
3. Umur hari ketiga
Pada jantung hari ketiga ini, sudah mulai terbentuk dan berdenyut serta bentuk embrio sudah mulai tampak. Dengan menggunakan alat khusus seperti mikroskop gelembung dapat dilihat gelembung bening, kantung amnion, dan awal perkembangan alantois. Gelembung-gelembung bening tersebut nantinya akan menjadi otak. Sementara kantong amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi melindungi embrio dari goncangan dan membuat embrio bergerak bebas.



4. Umur hari keempat
Di hari ini, mata sudah mulai kelihatan. Mata tersebut tampak sebagai bintik gelap yang terletak disebelah kanan jantung. Selain itu jantung sudah membesar. Dengan menggunakan mikroskop, dapat dilihat otaknya. Otak ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu otak depan, otak tengah dan otak belakang.
Menurut ( Radiopoetro, 1999 : 65 – 68 ) tahap – tahap perkembangan lanjut embrio ayam adalah :
1. Umur hari kelima
Pada hari kelima ini, embrionya sudah mulai tampak lebih jelas. Kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai terbentuk. Ekor dan kepala embrio sudah berdekatan sehingga tampak seperti huruf C. Dengan menggunakan mikroskop, dapat dilihat bahwa telah terjadi perkembangan alat reproduksi dan sudah terbentuk jenis kelaminnya. Sementara amnion dan alantois sudah kelihatan.
2. Umur hari keenam
Pada hari keenam ini kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai terbentuk. Mata sudah tampak menonjol. Dengan mikroskop dapat dilihat bahwa rongga dada sudah mulai berkembang dan jantung sudah membesar. Selain itu, dapat dilihat otak, amnion dan alantois, kantong kuning telur, serta paruhnya.
3. Umur hari ketujuh
Pada umur tujuh hari, paruhnya sudah tampak seperti bintik gelap pada dasar mata. Dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat bahagian tubuh lainnya sudah mulai terbentuk, yaitu otak dan leher.



Gambar 1.1 pada hari pertama Gambar 1.2 pada hari kedua

Gambar 1.3 pada hari keempat Gambar 1.4 pada hari kelima

Gambar 1.5 pada hari ketujuh Gambar 1.6 pada hari kedelapan







A. Penetasan Telur
Mesin tetas (inkubator) merupakan alat pokok dalam penetasan telur. Kesalahan dalam menyiapkan mesin tetas ini dapat berakibat gagalnya penetasan telur. Kegagalan akibat dari kondisi alat ini dapat mencapai lebih dari 50%. Untuk itu, mesin tetas harus disiapkan dengan sebaik-baiknya agar penetasan telur berlangsung dengan baik.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal alat penetasan telur ini adalah dengan memperhatikan suhu dan kelembapan ruang dalam mesin penetasan. Selain itu, keadaan ventilasi udarapun perlu dicermati. Bila salah satunya saja tidak berfungsi dengan baik maka penetasan akan gagal.
1. Suhu Ruang Penetasan
Suhu di dalam ruang penetasan sangat menentukan keberhasilan penetasan telur. Bila suhu terlalu tinggi atau terlalu rendah dari suhu rieal maka dikhawatirkan akan menimbulkan kemarian embrio.Untuk itu, suhu ruang penetasanh arus mencapai ideal.
Mesin tetas yang ada saat ini terdiri dari dua jenis, yaitu mesin berkipas angin (forced air) dan mesin tanpa kipas angin (still air). Suhu kedua jenis mesin ini berbeda. Tabel 2 memberikan gambaran mengenai suhu ideal ruang mesin tetas yang diperlukan dalam penetasan telur ayam berdasarkan kedua jenis mesin tetas.





Tabel 2. Suhu Ideal Ruang Mesin Tetas.
Hari Ke- Suhu Ideal
Tanpa Kipas Angin Dengan Kipas Angin
0C 0F 0C 0F
1 – 18
19
20
21 39,0
39,7
40,0
40,0 102,0
103,5
104,0
105,0 37,5
37,0
37,0
37,0 99,5
98,5
98,5
98,5
2. Kelembapan Ruang Penetasan
Agar embrio dapat berkembang dengan baik dan menetas hingga menghasilkan anak ayam normal, air di dalam telurnya harus menguap dengan laju penguapan yang tetap. Akibat penguapan tersebut kantung udara di dalam telur akan membesar. Untuk mencapai kondisi itu, mesin harus dilengkapi bak air yang berfungsi untuk menampung air sebagai sumber kelembapan dalam mesin tetas.
Kelembaban ideal yang diperlukan dalam peneasan telur ayam adalah hari ke-1 hingga ke-18 sebesar 55-60%, sedangkan hari ke-19 hingga ke-21 sebesar 70%. Cara mengukur kelembapan dalamruang penetasan dapat dengan menggunakari higrometer. Namun demikian, pada mesin tetas sederhana tidak selalu dilengkapi dengan alat ini. Sebagai patokan hanyalah dengan cara mengisi air sebanyak dua pertiga bagian bak air. cara ini sudah cukup untuk mencapai kondisi kelembapan yang diinginkan. Sebagaimana dengan suhu, kelembapan ruang penetasan dapat menjadi tinggi atau rendah, baik pada saat periode penerasan maupun pengeraman Berikut beberapa kemungkinan adanya ketidak stabilan, kelembapan saat melakukan penetasan telur ayam dan cara mengatasinya ( Barnes, 1999 : 23-25 ).
.

Gambar 1.1 bagian – bagian telur
Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur berupa kuning telur, albumen, dankerabang telur. Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar. Perkembangan embrio ayam tidak dapat seluruhnya dilihat, dengan mata telanjang, melainkan perlu bantuan alat khusus seperti mikroskop atau kaca pembesar. Namun, untuk menggambarkan bagaimana perkembangannya, berikut dijelaskan ciri-ciri embrio pada ayam berbagai umur.
Dalam perkembangannya, embrio dibantu kantung oleh kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung kuning yang telur dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi pembawa sebagai ke oksigen embrio,menyerap zat asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu alantois, serta membantu mencerna albumen ( surjono, 2001 : 7.2 – 7.3 ).


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 ALAT DAN BAHAN
 Kardus 2 buah
 Lampu berwana kuning 10 watt 2 buah
 Sekam
 Telur ayam kampung 10 buah
 Mangkok bening / piring bening
3.2 PROSEDUR KERJA
 Disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan.
 Diisi kardus A dan kardus B dengan sekam yang telah disiapkan.
 Dimasukkan telur ayam kampung kekardus tersebut, masing – masing kardus berisi 5 telur ayam kampung.
 Diberi lampu berwarna kuning yang 10 watt pada masing – masing kardus dengan jarak 10 cm.
 Dierami telur ayam kampung tersebut.
 Diberi sentuhan setiap harinya sebanyak 3 kali sentuhan.
 Dipecahkan telur ayam kampung tersebut pada hari ke-4, ke-6, ke-8 dan ke-10.
 Diletakkan dimangkok / piring bening.
 Didokumentasikan telur ayam kampung yang telah dipecahkan tersebut, begitu seterusnya sampai penelitian selesai.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
Dari penelitian yang kami laksanakan didapatkan hasil sebagai berikut :
No Hari / Tanggal Perkembangan embrio ayam Waktu
Tidak disentuh
( Kardus A ) Disentuh
( Kardus B )
1 Kamis
23 Desember 2010 Terlihat Belum terlihat Pada hari ke-4
2 Sabtu
25 Desember 2010 Terlihat Belum terlihat Pada hari ke-6
3 Senin
27 Desember 2010 Terlihat dan semakin berkembang Terlihat dan semakin berkembang Pada hari ke-8
4 Rabu
29 Desember 2010 Terlihat dan semakin berkembang Terlihat tapi sama dengan hari ke-8 Pada hari ke-10

4.2 PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian diatas perkembangan embrio telur ayam kampung juga dipengaruhi oleh sentuhan. Semakin sering disentuh, semakin lambat perkembangan embrionya seperti terlihat pada tabel.
Pengeraman dimulai pada tanggal 20 Desember 2010. Telur ayam kampung ini di amati pada hari ke-4, ke-6, ke-8 dan ke-10. Pada hari itu pula telur pada kardus B mulai disentuh. Begitu pula pada hari – hari berikutnya sampai penelitian selesai sedangkan pada kardus A dibiarkan saja tanpa disentuh. Telur tersebut disentuh sebanyak 3 kali pada pagi, sore dan malam hari.
Pada penelitian ini dapat dibuktikan bahwa sentuhan berpengaruh terhadap perkembangan lanjut embrioa ayam. Seharusnya telur ayam kampung di kardus B, pada hari ke-4 telah terlihat embrio yang akan menjadi bakal anak ayam tetapi pada hari ke-4 tersebut belum terlihat begitu juga pada hari ke-6. Pada hari ke-8 baru terlihat embrio yang mengalami perkembangan. Pada hari ke-8 ini telah terlihat rongga amnion, pembuluh darah dan gelembung alantois nya. Perkembangan rongga amnion yang berisi cairan amnion berfungsi untuk melindungi embrio dalam pergerakannya serta trerlihat gelembunga alantois yang berperan dalam penyerapan kalsium, pernapasan dan tempat penyimpanan sisa – sisa. Struktur jantung juga telah mulai berdenyut.
Pada hari ke-10 tidak terdapat perubahan yang berarti artinya sama seperti pengamatan pada hari ke-8.
Pada kardus A yang tidak disentuh pada hari ke-4 telah terlihat embrio yang dikelilingi sistem peredaran darah. Kepala dan badan dapat dibedakan serta nampak pula struktur jantung yang mulai berdenyut.
Pada hari ke-6 pun terlihat peningkatan ukuran embrio, embrio membentuk huruf C dengan kepala bergerak mendekati ekor.
Pada hari ke-8 embrio tersebut mengalami perkembangan seperti telah terbentuk mata, telah terlihat amnion, khorion dan pembuluh darahnya serta cairan yang semakin mengencer dibagian leher, tampak jelas memisahkan kepala dan badan. Otak terlihat didaerah kepala yang lebih kecil ukurannya dibanding embrio.
Pada hari ke-10 membran vitelin menutupi hampir seluruh kuning telur. Bagian paruh atas dan bawah mulai terpisah demikian pula sayap dan kaki. Terjadi pembukaan indera pendengar bagian luar. Kuku mulai terbentuk dan mulai tampak serta folikel bulu pertama mulai tumbuh.
Menurut ( Surjono, 2001 : 7.2 ) ada pula faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan lanjut embrio ayam selain sentuhan adalah :
No Faktor – faktor yang mempengaruhi
1 Suhu lingkungan
2 Intensitas Cahaya
3 Medium
4 Jarak lamupu terhadap embrio
















BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari penelitian yang dilakukan mengenai ” Pengaruh Sentuhan Terhadap Perkembangan Lanjut Embrio Ayam Kam pung ” dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Praktikan dapat membuktikan bahwa sentuhan berpengaruh terhadap perkembangan embrio ayam.
2. Waktu penetasan telur umumnya 21 hari.
3. Telur terdiri dari bagian – bagain seperti :
 Cangkang telur
 Membran vitelin
 Alantois
 Amnion
 Khorion
 Kalaza
 Yolk
 Putih telur
4. Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan lanjut embrio ayam adalah :
 Suhu lingkungan
 Intensitas cahaya
 Medium
 Jarak lampu terhadap embrio
 Sentuhan


DAFTAR RUJUKAN

Anonim.2010.Penetasan Telur. Diakses pada tanggal 20 Desember 2010. http:// www.wordpress.ac.id/2009/08/Penetsan-Telur.

Amenta, peter S.1990.Histologi dan Embriologi. Bandung : ITB

Barnes.1999.Zoologi umum jilid 1. Jakarta : Erlangga

Nurzanepastry.2010. Bagian dan fungsi telur. Diakses pada tanggal 20 Desember 2010. http :// nurzanepastry.blogspot.com/2010/10/bagian-dan-fungsi-telur

Radiopoetro.1999.Zoologi. Jakarta : Erlangga

Surjono, Tienwati.2001.Perkembangan hewan. Jakarta : Universitas Terbuka.











LAMPIRAN

FOTO TELUR KARDUS B FOTO TELUR KARDUS A
Gambar 1. Pada hari ke-4 Gambar 1. Pada hari ke-4


Gambar 2. Pada hari ke-6 Gambar 2. Pada hari ke-6






Gambar 3. Pada hari ke-8 Gambar 3. Pada hari ke-8


Gambar 4. Pada hari ke-9 Gambar 4. Pada hari ke-9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar