Pengaruh Ekstrak Rokok Terhadap Pertumbuhan Kaki Berudu
Karya Ilmiah
OLEH:
NAMA: MAYA PUSPITA SARI
NIM: A1C409037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2010
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI i
DAFTAR GAMBAR ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR LAMPIRAN iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Hipotesis 2
1.4 Tujuan Hasil Penelitian 2
1.5 Manfaat Hasil Penelitian 2
II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Perkembangbiakan Katak
2.2 Berudu
2.3 Efek Nikotin Rokok
III. METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.2 Prosedur
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
V. PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
2.1 Gambar Daur Hidup Amfibia
2.2 Gambar Metamorfosis katak
2.5 Gambar Perkembangan Kaki Berudu
2.4 Gambar Berudu
2.3 Gambar Perkembangan larva katak
DAFTAR TABEL
4.1 Tabel Hasil Penelitian
DAFTAR LAMPIRAN
Foto 1. Percobaan Dengan Empat Perlakuan
Foto 2. Toples A (diberi 5 tetes ekstrak rokok)
Foto 3. Toples B (diberi 10 tetes ekstrak rokok)
Foto 4. Toples C (diberi 15 tetes ekstrak rokok)
Foto 5. Toples D sebagai kontrol (tidak ditetesi ekstrak rokok)
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nikotin merupakan zat yang terdapat di dalam rokok. Nikotin adalah salah satu zat addiktif yang berbahaya. Nikotin membuat fungsi otak dan tubuh akan berubah, beradaptasi sebagai kompensasi atas adanya efek yang ditimbulkan oleh nikotin. Otak akan memerintahkan tubuh untuk membuat zat endorphin lebih banyak lagi. Otak akan memperbanyak atau mengurangi jumlah sel saraf reseptor akibat dari adanya nikotin. Rokok dapat menyebabkan kanker paru-paru dan emphysema. Emphysema adalah kerusakan kronis pada kantung udara di paru-paru (alveolus), dimana kantung-kantung tersebut membesar dari ukuran normal sehingga menjadi kurang fleksibel.
Dalam kehidupan sehari-hari, nikotin berhubungan erat dengan manusia khususnya perokok, karena dapat menimbulkan efek yang sangat berbahaya. Namun, dalam penelitian ini, penulis mempraktekkannya pada berudu untuk melihat pengaruh ekstrak rokok terhadap pertumbuhan berudu khususnya kaki berudu. Berudu atau kecebong adalah tahap pra-dewasa (larva) dalam daur hidup amfibia. Berudu dapat dijumpai pada kolam atau genangan-genangan air. Pertumbuhan kaki berudu sejak masih memiliki insang dalam sampai memiliki kaki belakang memerlukan waktu + 5 minggu. Tidak terlalu lama waktu yang dibutuhkan untuk dilakukannya penelitian. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul “Pengaruh Ekstrak Rokok Terhadap Pertumbuhan Kaki Berudu” sebagai bahan penelitian. Namun, penulis hanya melakukan pengamatan secara morfologinya saja.
1.2 Rumusan Masalah
• Adakah pengaruh ekstrak rokok terhadap pertumbuhan kaki berudu?
• Bagaimana pengaruh kadar ekstrak rokok terhadap pertumbuhan kaki berudu?
1.3 Hipotesis
• Ekstrak rokok mempengaruhi pertumbuhan kaki berudu.
• Semakin banyak ekstrak rokok yang ditetesi ke dalam bejana/toples yang berisi berudu, maka pertumbuhan kakinya semakin lambat.
1.4 Tujuan Hasil Penelitian
Mengetahui pengaruh ekstrak rokok terhadap pertumbuhan kaki berudu.
1.5 Manfaat Hasil Penelitian
Menginformasikan kepada pembaca tentang pengaruh ekstrak rokok terhadap pertumbuhan kaki berudu.
II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Perkembangbiakan Katak
Katak mengawali hidupnya sebagai telur yang diletakkan induknya di air, di sarang busa, atau di tempat-tempat basah lainnya. Beberapa jenis katak pegunungan menyimpan telurnya di antara lumut-lumut yang basah di pepohonan. Sementara jenis kodok hutan yang lain menitipkan telurnya di punggung katak jantan yang lembab, yang akan selalu menjaga dan membawanya hingga menetas bahkan hingga menjadi katak kecil.Sekali bertelur katak bisa menghasilkan 5000-20000 telur, tergantung dari kualitas induk dan berlangsung sebanyak tiga kali dalam setahun. Telur katak hanya dilindungi oleh kapsul mukoid yang sangat permeabel sehingga telur katak harus berkembang di lingkungan yang sangat lembab atau berair (Jusuf, 2001: 55).
Telur-telur katak menetas menjadi berudu atau kecebong (b. Inggris: tadpole), yang bertubuh mirip ikan gendut, bernafas dengan insang dan selama beberapa lama hidup di air. Perlahan-lahan akan tumbuh kaki belakang, yang kemudian diikuti dengan tumbuhnya kaki depan, menghilangnya ekor dan bergantinya insang dengan paru-paru. Setelah masanya, berudu ini akan melompat ke darat sebagai katak kecil (Ratiyono, 2000: 78).
Katak kawin pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat bulan mati atau pada ketika menjelang hujan. Pada saat itu katak-katak jantan akan berbunyi-bunyi untuk memanggil betinanya, dari tepian atau tengah perairan. Beberapa jenisnya, seperti kodok tegalan (Fejervarya limnocharis) dan kintel lekat alias belentung (Kaloula baleata), kerap membentuk ‘grup nyanyi’, di mana beberapa hewan jantan berkumpul berdekatan dan berbunyi bersahut-sahutan. Suara keras katak dihasilkan oleh kantung suara yang terletak di sekitar lehernya, yang akan menggembung besar manakala digunakan.
Pembuahan pada katak dilakukan di luar tubuh. Katak jantan akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang. Sambil berenang di air, kaki belakang katak jantan akan memijat perut katak betina dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat yang bersamaan katak jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur yang dikeluarkan si betina.
Gambar 2.1 Daur Hidup Amfibia
Metamorfosis adalah suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan fisik atau struktur setelah kelahiran atau penetasan. Perubahan fisik itu terjadi akibat pertumbuhan sel dan differensiasi sel yang secara radikal berbeda (Campbell, 2004: 137).
Ada beberapa hal yang berbeda dari daur amfibi pada umumnya. Beberapa spesies salamander tidak perlu bermetamorfosis untuk menjadi dewasa sepenuhnya secara seksual, dan hanya akan bermetamorfosis dalam tekanan kondisi lingkungan tertentu. Banyak spesies katak tropis meletakkan telurnya di darat, di mana kecebong bermetamorfosis di dalam telur. Ketika mereka menetas, mereka menjadi dewasa yang belum benar-benar matang, kadang-kadang masih memiliki ekor yang dalam beberapa hari kemudian diserap kembali (Syamsuri, 2004:64).
Metamorfosis pada katak termasuk metamorfosis sempurna, terdiri dari:
1. Katak dewasa bertelur, dan setelah 10 hari akan menetas dan dinamakan berudu.
2. Setelah 2 hari lagi, akan tumbuh insang luar yang berbulu yang digunakan untuk bernafas.
3. Umur 3 minggu, berudu tersebut akan ditutup oleh kulit.
4. Umur 8 minggu, katak akan memiliki kaki belakang.
5. Umur 12 minggu, kaki depan akan terbentuk. Dan seiring dengan itu, kaki belakang membesar dan ekor jadi mengecil. Dan seiring dengan itu, maka bagian tubuh yang lain akan berkembang dengan sempurna. Dan ekor pun akan hilang. Setelah ekor hilang, katak akan bernafas dengan paru-paru. Dan itulah yang dinamakan katak dewasa.
Gambar 2.2 Metamorfosis katak
Gambar 2.3 Perkembangan larva katak
2.2 Berudu
Berudu atau kecebong adalah tahap pra-dewasa (larva) dalam daur hidup amfibia. Berudu eksklusif hidup di air dan berespirasi menggunakan insang, seperti ikan. Tahap akuatik (hidup di perairan) inilah yang membuat amfibia memperoleh namanya (amphibia = "hidup [pada tempat] berbeda-beda"). Kebanyakan berudu herbivora, memakan alga dan bagian-bagian tumbuhan (Sumarwan, 2003:188).
Gambar 2.4 Berudu
Gambar 2.5 Perkembangan Kaki Berudu
2.3 Efek Nikotin Rokok
Nikotin sangat mempengaruhi dan dapat mengubah fungsi otak dan tubuh. Nikotin membuat si perokok merasa relaks dan kemuadian merasa lebih energik dan bersemangat, atau sebaliknya. Efek ini umum dikenal sebagai biphase effect. Sialnya, semakin sering seseorang merokok, akan semakin merasa ketagihan dan bertambah pula dosis yang akan kita gunakan (Duellman, 2003).
Saat menghisap sebatang rokok, nikotin akan diserap dalam tubuh (darah), diringi dengan pelepasan Adrenalin dan pemblokade-an hormone insulin. Adrenalin lebih dikenal sebagai hormon "Fight or Flight", yaitu :
• Detak jantung yang sangat cepat
• Meningkatnya tekanan darah
• Tarikan nafas yang berat dan cepat
Saat adrenalin dilepas, tubuh kita pun akan melepaskan cadangan glukosa ke dalam darah. Kemudian, insulin akan memerintahkan sel tubuh untuk menyerap kelebihan glukosa dalam darah. Efek ini sering disebut sebagai hyperglycaemic, yaitu tingginya kadar gula dalam darah. Inilah alasan kenapa saat merokok, seseorang tidak merasa lapar dan akan tahan untuk tidak makan selama berjam-jam.
Dalam jangka panjang, nikotin dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, mengakibatkan si perokok, walaupun sudah lama berhenti merokok, sangat rentan terhadap serangan jantung dan stroke. Ini sebagai akibat dari rusaknya pembuluh arteri dalam darah, yang salah satu fungsinya, mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh (Williamson, 2003).
Di dalam otak, sebagai respon terhadap nikotin, otak akan memerintahkan tubuh untuk membuat zat endorphin lebih banyak lagi. Endorphin adalah senyawa protein yang lebih tepat disebut sebagai body’s natural pain killer. Struktur kimia Endorphin tidaklah jauh berbeda dengan painkiller kelas atas seperti morphine. Endorhpin dapat membuat seseorang merasa relaks dan euphoria. Para peneliti sepakat bahwa nikotin adalah salah satu zat addiktif yang berbahaya (Wiranti, 2001:89).
Saat mengkonsumsi nikotin, fungsi otak dan tubuh akan berubah, beradaptasi sebagai kompensasi atas adanya efek yang ditimbulkan oleh nikotin. Sebagai contoh, otak akan beradaptasi, memperbanyak atau mengurangi jumlah sel syaraf reseptor akibat dari adanya nikotin. Rokok dapat menyebabkan kanker paru-paru dan emphysema. Emphysema adalah kerusakan kronis pada kantung udara di paru-paru (alveolus), dimana kantung-kantung tersebut membesar dari ukuran normal sehingga menjadi kurang fleksibel. Akibatnya, menarik nafas menjadi lebih sulit dan paru-paru pun rentan terhadap infeksi. Satu puntung rokok, mengandung puluhan zat berbahaya. Dan nikotin bersama zat-zat lainnya tersebut, sangatlah bersifat karsinogenik.
III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
8 buah toples yang masing-masing berisi seekor kecebong yang telah memiliki insang dalam
Aquades
Pipet tetes
Gelas ukur
Penggaris
Ekstrak rokok
3.2 Prosedur
Dibuat ekstrak rokok dengan cara: 3 buah rokok diambil serbuk tembakaunya dan dimasukkan ke dalam sedikit air panas. Lalu aduk rata dan disaring.
Disediakan Toples A, Toples B, Toples C, dan Toples D dengan pengulangan dan yang masing-masing berisi 1 liter air.
Dimasukkan seekor kecebong ke dalam masing-masing toples.
Diteteskan ekstrak rokok sebanyak 5 tetes pada toples A, 10 tetes pada toples B, 15 tetes pada toples C dan toples D sebagai kontrol (tidak ditetesi ekstrak rokok).
Diamati perkembangannya sampai terlihat tumbuhnya kaki kecebong.
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
Hari ke- Toples A Toples B Toples C Toples D
I II I II I II I II
1 Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki
2 Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki
3 Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki
4 Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki
5 Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki
6 Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki
7 Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki
8 Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki
9 Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki
10 Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Tumbuh tunas kaki Tumbuh tunas kaki
11 Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki
12 Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki
13 Tumbuh tunas kaki Tumbuh tunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki
14 Bertunas kaki Bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki
15 Bertunas kaki Bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki
16 Bertunas kaki Bertunas kaki Tumbuh tunas kaki Tumbuh tunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki
17 Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Belum bertunas kaki Belum bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki
18 Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Tumbuh tunas kaki Tumbuh tunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki
19 Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki
20 Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Tumbuh kaki Tumbuh kaki
21 Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Kaki berukuran 1 mm Kaki berukuran 1 mm
22 Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Kaki berukuran 1 mm Kaki berukuran 1 mm
23 Tumbuh kaki Tumbuh kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Kaki berukuran 2 mm Kaki berukuran 2 mm
24 Kaki berukuran 1 mm Kaki berukuran 1 mm Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Kaki berukuran 2 mm Kaki berukuran 2 mm
25 Kaki berukuran 1 mm Kaki berukuran 1 mm Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Kaki berukuran 3 mm Kaki berukuran 3 mm
26 Kaki berukuran 1 mm Kaki berukuran 1 mm Tumbuh kaki Tumbuh kaki Bertunas kaki Bertunas kaki Kaki berukuran 3 mm Kaki berukuran 3 mm
27 Kaki berukuran 2 mm Kaki berukuran 2 mm Kaki berukuran 1 mm Kaki berukuran 1 mm Bertunas kaki Bertunas kaki Kaki berukuran 3 mm Kaki berukuran 3 mm
28 Kaki berukuran 2 mm Kaki berukuran 2 mm Kaki berukuran 1 mm Kaki berukuran 1 mm Bertunas kaki Bertunas kaki Kaki berukuran 4 mm Kaki berukuran 4 mm
29 Kaki berukuran 2 mm Kaki berukuran 2 mm Kaki berukuran 1 mm Kaki berukuran 1 mm Tumbuh kaki Tumbuh kaki Kaki berukuran 4 mm Kaki berukuran 4 mm
30 Kaki berukuran 2 mm Kaki berukuran 2 mm Kaki berukuran 1 mm Kaki berukuran 1 mm Kaki berukuran 1 mm Kaki berukuran 1 mm Kaki berukuran 4 mm Kaki berukuran 4 mm
31 Kaki berukuran 2 mm Kaki berukuran 2 mm Kaki berukuran 2 mm Kaki berukuran 2 mm Kaki berukuran 1 mm Kaki berukuran 1 mm Kaki berukuran
5 mm Kaki berukuran
5 mm
32 Kaki berukuran 3 mm Kaki berukuran 3 mm Kaki berukuran 2 mm Kaki berukuran 2 mm Kaki berukuran 1 mm Kaki berukuran 1 mm Kaki berukuran
5 mm Kaki berukuran
5 mm
33 Kaki berukuran 3 mm Kaki berukuran 3 mm Kaki berukuran 2 mm Kaki berukuran 2 mm Kaki berukuran 1 mm Kaki berukuran 1 mm Kaki berukuran
5 mm Kaki berukuran
5 mm
34 Kaki berukuran 3 mm Kaki berukuran 3 mm Kaki
berukuran 2 mm Kaki berukuran 2 mm Kaki berukuran 1 mm Kaki berukuran 1 mm Kaki berukuran
5 mm Kaki berukuran
5 mm
35 Kaki berukuran 3 mm Kaki berukuran 3 mm Kaki berukuran 3 mm Kaki berukuran 3 mm Kaki berukuran 2 mm Kaki berukuran 2 mm Kaki berukuran
6 mm Kaki berukuran
6 mm
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Berudu dapat dijumpai pada kolam atau genangan-genangan air. Berudu atau kecebong adalah tahap pra-dewasa (larva) dalam daur hidup amfibia.
Tahapan perkembangan larva berudu antara lain:
• Larva dengan insang luar belum sempurna (baru menetas)
• Larva dengan insang luar sempurna
• Larva dengan overkulum (insang luar tereduksi akan diganti dengan insang dalam)
• Larva berkaki belakang
• Larva berkaki depan
• Katak kecil (froglet)
Pada penelitian ini, penulis melakukan pengamatan terhadap pengaruh ekstrak rokok terhadap pertumbuhan kaki berudu. Berudu yang digunakan adalah berudu yang baru memiliki insang dalam dan belum memiliki kaki belakang. Waktu yang dibutuhkan berudu tersebut sampai memiliki kaki belakang + 5 minggu. Penulis melakukan penelitian tanggal 21 November- 25 Desember di rumah penulis. Dalam penelitian ini dilakukan empat perlakuan dengan pengulangan, yaitu:
• Toples A diberi 5 tetes ekstrak rokok.
• Toples B diberi 10 tetes ekstrak rokok.
• Toples C diberi 15 tetes ekstrak rokok.
• Toples D sebagai kontrol (tidak ditetesi ekstrak rokok).
Setiap toples diisi dengan 1 liter air dan seekor berudu pada masing-masing toples.
Penelitian ini dilakukan selama 5 minggu / 35 hari, dan didapatkan hasil seperti yang terlihat pada tabel.
Pada toples A yang diberi 5 tetes ekstrak rokok, baru tumbuh tunas kaki pada hari ke-13 dan tumbuh kaki belakang pada hari ke-23. Pada hari ke-24 panjang kaki 1 mm, hari ke-27 panjang kaki 2 mm, dan hari ke-32 panjang kaki 3 mm.
Pada toples B yang diberi 10 tetes ekstrak rokok, baru tumbuh tunas kaki pada hari ke-16 dan tumbuh kaki belakang pada hari ke-26. Pada hari ke-27 panjang kaki 1 mm, hari ke-31 panjang kaki 2 mm, dan hari ke-35 panjang kaki 3 mm.
Pada toples C yang diberi 15 tetes ekstrak rokok, baru tumbuh tunas kaki pada hari ke-18 dan tumbuh kaki belakang pada hari ke-29. Pada hari ke-30 panjang kaki 1 mm dan hari ke-35 panjang kaki 2 mm.
Pada toples D sebagai kontrol yang tidak diberi ekstrak rokok, baru tumbuh tunas kaki pada hari ke-10 dan tumbuh kaki belakang pada hari ke-20. Pada hari ke-21 panjang kaki 1 mm, hari ke-23 panjang kaki 2 mm, hari ke-25 panjang kaki 3 mm, hari ke-28 panjang kaki 4 mm, hari ke-31 panjang kaki 5 mm, dan hari ke-35 panjang kaki 7 mm.
Dari hasil penelitian tersebut terlihat jelas bahwa ekstrak rokok menghambat pertumbuhan kaki berudu. Semakin banyak tetesan ekstrak rokok, maka semakin lambat pertumbuhan kaki berudu.
Hal tersebut disebabkan karena rokok mengandung nikotin, yang merupakan salah satu zat addiktif yang berbahaya. Nikotin membuat fungsi otak dan tubuh akan berubah, beradaptasi sebagai kompensasi atas adanya efek yang ditimbulkan oleh nikotin. Otak akan memerintahkan tubuh untuk membuat zat endorphin lebih banyak lagi. Otak akan memperbanyak atau mengurangi jumlah sel saraf reseptor akibat dari adanya nikotin.
V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan:
Ekstrak rokok mempengaruhi pertumbuhan kaki berudu.
Semakin banyak kadar ekstrak rokok yang diberikan pada air yang berisi kecebong, maka pertumbuhan kaki berudu khususnya kaki belakang semakin lambat.
Waktu yang dibutuhkan berudu yang berinsang dalam sampai memiliki kaki belakang + 5 minggu.
5.2 Saran
Karena keterbatasan waktu dan pengetahuan yang penulis miliki, maka penulis menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh ekstrak rokok terhadap pertumbuhan kaki berudu secara anatomi dan faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan kaki berudu..
DAFTAR RUJUKAN
Campbell.2004. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Duellman, William E., Schlager, Neil. 2003. Animal Life Encyclopedia: Volume 6 Amphibians. Diakses tanggal 25 Desember 2010. http://id.wikipedia.org/wiki/kecebong SBN 0-7876-5782-4.
Jusuf. 2001. Konsep Biologi. Bogor: Sagung Seto.
Ratiyono. 2000. Sains Biologi. Jakarta: Yudistira.
Sumarwan.2003.Biologi. Jakarta: Erlangga.
Syamsuri, Istamar. 2004. Sains Biologi. Jakarta: Erlangga.
Williamson. 2003. The Origins of Larvae. Diakses tanggal 25 Desember 2010. http://id.wikipedia.org/wiki/kecebong.
Wiranti, Tian. 2001. Perkembangan Hewan. Jakarta: Pusat Penelitian Universitas Terbuka.
LAMPIRAN
Foto Percobaan Dengan Empat Perlakuan
Toples A (diberi 5 tetes ekstrak rokok)
Toples B (diberi 10 tetes ekstrak rokok)
Toples C (diberi 15 tetes ekstrak rokok)
Toples D sebagai kontrol (tidak ditetesi ekstrak rokok)
Mba mau nanya aquades nya buat apa ? Trus itu ngasih ekstrak rokok nya sekali doang atau sehari sekali ?
BalasHapus