Senin, 09 Mei 2011

PENGARUH PEMBERIAN HCG(HUMAN CHORIONIC GONADOTROFIN)TERHADAP OVULASI HAMSTER

PENGARUH PEMBERIAN HCG(HUMAN CHORIONIC GONADOTROFIN)TERHADAP OVULASI HAMSTER
KARYA ILMIAH
OLEH
NABILAH
A1C409016








PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2010/2011



PENGARUH PEMBERIAN HCG(HUMAN CHORIONIC GONADOTROFIN)TERHADAP OVULASI HAMSTER
KARYA ILMIAH
OLEH
NABILAH
A1C409016








PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2010/2011

DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL ……………………………………………………………i
LEMBARAN PENGESAHAN………………………………………………...ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….....iii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................iv
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang………………………………………….………….…1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………2
1.3 Hipotesis penelitian………………………………………………......3
1.4 Tujuan Penelitian…………………………………………………….3
1.5 Manfaat Penelitian……………………………………………….…..3
BAB II : KAJIAN PUSATAKA
2.1 Pengertin hCg ……………………………………………………...4
2.2 fungsi Hcg pada kehamilan …………………………………….....7
2.3 Pengaruh hCg ……………………………………………………....8
2.4 Kadar hCG dalam darah manusia pada masa kehamilan.................11


BAB III: METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan bahan ………………………………………….…………14
3.2 Prosedur Kerja …………………………………………………….15
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian……………………………………………..……..16
4.2 Pembahasan Hasil…………………………………….…..……….19
BAB V: PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………….………………………...23
5.2 saran ……………………………………………………………....24
DAFTAR RUJUKAN…………………………………………………………...25
LAMPIRAN……………………………………………………………………..27






DAFTAR TABEL
Tabel perkiraan kadar HCG pada urine ibu hamil…………………………..13
Tabel pengamatan pengaruh pemberian HCG pada ovulasi Hamster……...17

















BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Human chorionhic gonadotrofin korion atau gonadotrofin korion manusia (hCG) adalah hormon glikoprotein dikeluarkan dalam kehamilan yang dibuat oleh embrio berkembang selepas konsepsi dan kemudian oleh sinsitiotrofoblas (bahagian plasenta).
Karena Peranannya adalah mencegah penyepaian korpus luteum ovari dan dengan itu mengekalkan pengeluaran progesteron yang kritikal untuk satu kehamilan pada manusia. Maka mengakibatkan nukreosis selluler pada sintiotroblas sebagai konpensasi froliferasi sitotroblas. Dengan demikian terbentuk sintiototroblas baru, sehingga meningkatkan kadar “human chorionic gonadotrofin” (hCG). Dilaporkan adanya peningkatan serum hCH khususnya pada PE berat dibandingkan dengan kehamilan normal dan dikatakan juga adanya peningkatan serum B-hCg. Sebelum gejala PE timbul.
hCG mungkin mempunyai fungsi-fungsi tambahan; misalnya, hCG melibatkan tolerans imun kehamilan. Uji kandungan awal, secara umum, adalah diasaskan pengesanan atau ukuran hCG. Kerana hCG dihasilkan juga dengan setengah jenis tumor, hCG ialah satu penanda tumor penting terutama (dengan keertian klinikal) dalam Gestational trophoblastic penyakit. Tetapi ia tidak diketahui sama ada pengeluaran ini ialah satu sebab sumbangan atau satu kesan tumorigenesis.
Beberapa peneliti mendaptkan hasil bahwa denga adanya peningkatan kadar hCG pada trisemester II dapat berhubungan dengan berat lahir rendah. Meningkatnya pemeriksaan kadar hCg belum pernah diteliti karena pemeriksaan kadar hCG merupakan adanya proses patologis pada plasenta yang dapat berpengaruh pada pertumbuhan janin intra uterin, maka perlu diteliti pengaruh pemberian hCG terhadap ovulasi Hamster. Dengan menentukan bintik ovulasi yang dihasilkan.
Berkaitan denga persoalan-persoalan diatas maka penulis tertarik untuk membuat karya ilmiah dengan judul “PENGARUH PEMBERIAN HCH (HUMAN CHORIONIC GONADOTROFIN) TERHADAP OVULASI HAMSTER “
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan judul penelitian, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini yaitu:
1. Apakah pemberian HCG pada ovulasi Hamster berpengaruh bagi perkembangan bintik ovulasi hamster?
2. Apakah Perbedaan cc yang disuntikkan pada hamster juga pengaruh terhadap bintik ovulasi yang dihasilkan?
3. Apakah perbedaan bintik ovulasi hamster jantan dan betina?




1.3 Hipotesis penelitian
Dari penelitian yang diamati hipotesis yang di dapatkan yaitu:
• Terdapat pembengkakkan pada ureter Hamster.
• terdapat bintik ovulasi pada ureter Hamster.
• Semakin tua umur kehamilan seorang ibu semakin sedikit kandungan hCG yang di hasilkan.
1.4 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian hCG pada ovulasi Hanster dengan menggunakan hCG ibu hamil 3 bulan.
1.5 Manfaat
1. Penelitian ini bermanfaat dalam penentuan waktu kehamilan
2. Terdapat bintik ovulasi pada ureter Hamster akan bermanfaat bagi penentuan jumlah bintik ovulasi.
3. Penelitian ini selanjutnya dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian lain apakah kadar hCG yang diberikan pada ovulasi Hamster dapat berpengaruh terhadap perkembangan pada ovulasi Hamster.






BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian hCG (Human choironich Gonadotropin)
Human gonadotrofin korion atau gonadotrofin korion manusia (hCG) ialah hormon glikoprotein dikeluarkan dalam kehamilan yang dibuat oleh embrio berkembang selepas konsepsi dan kemudian oleh sinsitiotrofoblas (bagian plasenta).
Peranannya adalah mencegah penyepaian korpus luteum ovari dan dengan itu mengekalkan pengeluaran progesteron yang kritikal untuk satu kehamilan pada manusia. hCG mungkin mempunyai fungsi-fungsi tambahan; misalnya, ia difikirkan yang hCG melibatkan tolerans imun kehamilan. Ujian kandungan awal, secara umum, adalah diasaskan pengesanan atau ukuran hCG. Kerana hCG dihasilkan juga dengan sesetengah jenis tumor, hCG ialah satu penanda tumor penting terutama (dengan keertian klinikal) dalam Gestational trophoblastic penyakit, tetapi ia tidak diketahui sama ada pengeluaran ini ialah satu sebab sumbangan atau satu kesan tumorigenesis. (Lenono LP: 1986).
hCG merupakan hormon yang bersifat luteotrofik pada beberapa spesies, termasuk manusia, tikus, kelinci, babi dan sebagainya. hCG disekresi oleh plasenta, tidak seperti PMSG yang disekresi oleh endometrium uterus. hCG pada wanita berperan untuk mempertahankan corpora lutea selama tahap–tahap permulaan kebuntingan. Segera setelah ovulasi, korpus luteum akan cukup mendapat dorongan dari faktor-faktor luteotrofik hipofisa (Anonim: 2010.1)

Adanya dorongan ini menyebabkan korpus luteum tersebut secara fisiologis tetap aktif sampai hCG mulai dibentuk dalam jumlah yang cukup untuk bertindak sebagai luteotrofik. Sejumlah hCG yang dapat terukur timbul pada wanita hamil pada hari ke-5 sampai 16 setelah ovulasi, tetapi titer hCG tidak mencapai puncaknya sampai hari kehamilan yang ke-35 sampai 50.
hCG merupakan glikoprotein yang jauh lebih besar dengan berat molekul kira-kira 45.000 Dalton, tetapi lebih banyak mengandung residu gula dibandingkan dengan glikoprotein pituitary. Sifat-sifat khusus hCG yang diisolasi cenderung kurang seragam dibandingkan dengan sifat-sifat khusus hormon glikoprotein yang berasal dari pituitary, karena degradasi terutama rantai samping karbohidratnya dapat terjadi selama pembentukan urin.
Kira-kira sepuluh hari setelah sel telur dibuahi sel sperma di saluran Tuba fallopii, telur yang telah dibuahi itu bergerak menuju rahim dan melekat pada dindingnya. Sejak saat itulah plasenta mulai berkembang dan memproduksi hCG yang dapat ditemukan dalam darah serta air seni. ( Michels KB, Xue F, Colditz GA, Willett WC : 2007).
Keberadaan hormon protein ini sudah dapat dideteksi dalam darah sejak hari pertama keterlambatan haid, yang kira-kira merupakah hari keenam sejak pelekatan janin pada dinding rahim. Kadar hormon ini terus bertambah hingga minggu ke 14-16 kehamilan, terhitung sejak hari terakhir menstruasi. Sebagian besar ibu hamil mengalami penambahan kadar hormon hCG sebanyak dua kali lipat setiap 3 hari. Peningkatan kadar hormon ini biasanya ditandai dengan mual dan pusing yang sering dirasakan para ibu hamil. Setelah itu kadarnya menurun terus secara perlahan, dan hampir mencapai kadar normal beberapa saat setelah persalinan.( Kayisli U, dkk:2009).
Hormon kehamilan ini hanya ditemukan pada tubuh seorang wanita hamil yang dibuat oleh embrio segera setelah pembuahan dan karena pertumbuhan jaringan plasenta. Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh villi choriales ini berdampak pada meningkatnya produksi progesteron oleh indung telur sehingga menekan menstruasi dan menjaga kehamilan.
Produksi hCG akan meningkat hingga sekitar hari ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan. Hormon kehamilan hCG (human chorionic gonadotrofin) mungkin mempunyai fungsi tambahan, sebagai contoh diperkirakan hCG mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan Tetapi adakalanya kadar hormon ini masih di atas normal sampai 4 minggu setelah persalinan atau keguguran. Kadar hCG yang tinggi dalam darah menyebabkan mual-muntah.
Human Chorionic Gonadatrophin (hCG) adalah hormon yang bekerja mirip LH (luteinising hormone) yang secara normal diproduksi oleh kelenjar pituitari. Pada anak laki-laki LH dan juga hCG memberitahu testis untuk memproduksi hormon sex laki-laki (testosterone). Pada anak perempuan, hCG memberitahu ovarium untuk memproduksi progesteron tetapi hal ini terjadi hanya pada masa kehamilan. sehingga hCG lebih bemanfaat bagi anak laki-laki dibanding anak perempuan (Muhayat, 1998). Human chorionic gonadotropin (hCG) adalah hormon peptida yang diproduksi pada masa kehamilan, yang dibuat oleh embrio segera setelah pembuahan dan selanjutnya oleh syncytiotrophoblast (bagian dari plasenta).
hCG ( human chorionic gonadotrofin) mengatur untuk mencegah perpecahan dari corpus luteum pada ovarium dan juga mempertahankan produksi progesteron yang penting pada kehamilan pada manusia. hCG (human chorionic gonadotrofin) mungkin mempunyai fungsi tambahan, sebagai contoh diperkirakan hCG mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan (Williams, Tombak (8 Mei, 2009).
2.2 Fungsi hCG pada kehamilan
Hormon gonadotropin korionik (hCH) berinteraksi dengan reseptor LHCG dan mempromosikan pemeliharaan luteum bahan selama awalnya kehamilan, menyebabkan ia untuk mengeluarkan hormon progesteron, Progesteron memperkaya kandungan dengan satu lapisan kental pembuluh-pembuluh darah dan kapiler-kapiler agar dapat menahan janin bertambah.
hCG boleh menolak sel imun, karena ibu melindungi janin selama tiga bulan pertama. Ia juga sudah berhipotesis yang hCG bisa jadi satu mata rantai plasenta untuk pembangunan lokal keibuan immunotolerance. Sebagai contoh, hCG-treated endometrial sel-sel membujuk suatu peningkatan dalam apoptosis sel T (pemutusan T-cells) (Ali muhayati : 1998).
Ini hasil-hasil menyarankan yang hCG bisa jadi satu mata rantai dalam pembangunan peritrophoblastic kesabaran imun, dan boleh memudahkan pelanggaran trofoblas, yang dikenal untuk mempercepat perkembangan janin dalam endometrium. Ia juga sudah diusulkan yang hCG level berkaitan dengan kekerasan mabuk pagi dalam wanita-wanita hamil.
Karena persamaannya kepada LH, hCG juga bisa digunakan secara klinis untuk membujuk ovulasi dalam ovaries serta produksi testosteron dalam tes-tes. Sebagai sumber hayati kebanyakan lacak adalah wanita yang segera hamil, beberapa perkumpulan-perkumpulan mengumpulkan air kencing dari wanita-wanita hamil untuk mencabut hCG untuk digunakan di pengobatan kesuburan. Human gonadotropin korionik juga bermain sebuah peranan dalam perbedaan seluler / pembiakan dan boleh menggerakkan apoptosis.
Seperti lain gonadotropins, hCG dapat diekstrak dari air kencing atau oleh perubahan genetik. Pregnyl, Follutein, Profasi, Choragon and Novarel menggunakan mantan cara, berasal dari air kencing wanita-wanita hamil. Ovidrel, pada sisi lain, adalah produk DNA rekombinan (Pickering,W.R.2000).
2.3 Pengaruh hCG (human chorionic gonadotrofin)
Level-level hCG boleh diukur dalam darah atau air kencing. Kebanyakan biasa, ini dilakukan sebagai satu uji kehamilan, dimaksudkan untuk menunjukkan kehadiran atau ketidakhadiran satu menanamkan janin. Pengujian untuk hCG mungkin juga selesai ketika diagnosing atau mengawasi tumor-tumor sel kecambah dan kehamilan trophoblastic penyakit.
Kebanyakan ujian mempekerjakan satu antibodi monoklonal, yang spesifik untuk β-subunit hCG (β-hCG). Ini jalan mempekerjakan untuk memastikan bahwa tes-tes tidak membuat positif palsu dengan membingungkan hCG dengan LH AND FSH. (Akhir dua selalu ada pada tingkat bervariasi dalam badan, sedangkan kehadiran hCG hampir selalu mengindikasikan kehamilan).
Tes air kencing The bisa jadi satu imunoasai chromatographic atau yang mana saja dari beberapa bentuk-bentuk tes lain, home-, dokter office-, atau berbasis laboratorium. Diterbitkan ambang-ambang pintu penemuan terbentang dari 20 untuk 100 mIU / ml, tergantung pada merek tes. Awal dalam kehamilan, lebih hasil akurat mungkin didapatkan dengan menggunakan air kencing pertama pagi (ketika hCG level tertinggi). Ketika air kencing mencairkan (berat jenis kurang dari 1.015), konsentrasi hCG mungkin tidak wakil konsentrasi darah, dan tes bisa jadi dengan salah negatif.
Tes kemenghamilan gunakan 2-4 mL darah vena, secara khas satu imunoasai chemiluminescent atau fluorimetric yang dapat mendapatkan βhCG level serendah 5 mIU / ml dan memberikan hitungan βhCG
Hormon lutein / choriogonadotropin reseptor (LHCGR), juga lutropin / choriogonadotropin reseptor (LCGR) atau reseptor hormon lutein (LHR) adalah satu transmembrane reseptor ditemukan dalam indung telur, testis dan extragonodal organ-organ seperti kandungan. (Anonim: 2010.1).
Reseptor berinteraksi dengan keduanya hormon lutein (LH) dan korionik gonadotropins (seperti hCG dalam manusia) dan menggambarkan protein G bergandeng reseptor (GPCR). Pergerakannya adalah penting untuk berfungsi hormonal selama reproduksi. LHCGRs didirikan pada indung telur, testis, dan banyak extragonadal jaringan-jaringan.
Hormon Kehamilan Kira-kira sepuluh hari setelah sel telur dibuahi sel sperma di saluran Tuba fallopii, telur yang telah dibuahi itu bergerak menuju rahim dan melekat pada dindingnya. Sejak saat itulah plasenta mulai berkembang dan memproduksi hCG yang dapat ditemukan dalam darah serta air seni.
Keberadaan hormon protein ini sudah dapat dideteksi dalam darah sejak hari pertama keterlambatan haid, yang kira-kira merupakah hari keenam sejak pelekatan janin pada dinding rahim. Kadar hormon ini terus bertambah hingga minggu ke 14-16 kehamilan, terhitung sejak hari terakhir menstruasi. (http:// www.moedersvoormoeders)
Sebagian besar ibu hamil mengalami penambahan kadar hormon hCG sebanyak dua kali lipat setiap 3 hari. Peningkatan kadar hormon ini biasanya ditandai dengan mual dan pusing yang sering dirasakan para ibu hamil. Setelah itu kadarnya menurun terus secara perlahan, dan hampir mencapai kadar normal beberapa saat setelah persalinan. Tetapi adakalanya kadar hormon ini masih di atas normal sampai 4 minggu setelah persalinan atau keguguran.
Meningkatnya kadar Hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) di dalam darah ibu hamil, yang mencapai puncak pada minggu ke 8-10 kehamilan. Munculnya hormon itu merangsang dinding lambung sehingga menimbulkan perasaan mual. HCG juga menyebabkan gula di dalam darah cepat dikeluarkan sehingga terjadi rasa lapar sekaligus mual.
Para peneliti di Universitas Cornell di New York, Amerika Serikat, menemukan fakta bahwa dari sisi kesejahteraan janin, “derita” ibu tersebut justru bermanfaat, karena:
• Mual dalam kehamilan meningkatkan kesempatan memiliki bayi yang sehat. Beberapa studi dan penelitian lain mempertegas bahwa calon ibu yang mengalami mual akan memiliki risiko keguguran yang rendah.
• Mual yang menyebabkan ibu tidak sanggup makan daging, telur, unggas atau ikan, akan melindungi janin dari kemungkinan terpapar bakteri berbahaya di makanan tersebut, yang tidak dapat dilawan daya tahan tubuh calon ibu.
• Mual adalah hasil kerja alam di mana tubuh ibu mengembangkan perlawanan terhadap berbagai jenis racun di dalam tubuh seperti alkohol, nikotin dan kafein, yang berpotensi menciderai janin.
2.3 Hadar hCG dalam darah manusia pada masa kehamilan
Peran fisiologi hCG pada kehamilan belum diketahui secara lengkap. Diduga bahwa hCG berperan sebagai luteotropin pada awal kehamilan yaitu hCG mempertahankan korpus luteum dari siklus menstasi sehingga memacu produksi progesterone yang dibutuhkan untuk perkembangan desidua sampai plasenta mulai berperan.
Pada kehamilan hCG dapat terdeteksi pada hari ke 8-9 pasca ovulasi atau setelah kenaikan kadar LH ( LH surge ). Deteksi awal dalam darah ibu hamil diketahui hubungan dengan implantasi blastosit, kadar hCG akan meningkat maksimal aatau mencapai puncaknya dalam darah atau urine ibu hamiltercapai sekitar 100.000 iu/L pada usia kehamilan 10 minggu (60-90 hari).
Setelah itu konsentrasi hCG dalam darah dan urine secara perlahan akan menurun sampai mencapai titik nadir sekitar 10.000/20.000 ui/L pada umur kehamilan 18-20 minggu atau 100-130 hari dan kadar hCG dalam plasma dipertahankan menetap 20.000 ui/L sepanjang masa kehamilan sampai kehamilan aterm. Tidak ditemukan perbedaan bermakna dari kadar hCG umur kehamilan 18-40 minggu ( Finlay: JL:1999)
Peningkaatan kadar hCG sering disertai dengan jumlah sel sistiotrofoblas setelah kehamilan 8-10 minggu maka jumlah sel sistiotrofoblas menurun akibatnya kadar hCG juga menurun. Namun laju tertinggi dari sekresi hCg bersamaan waktunya dengan saat dimana sistitrofoblas jumlahnya di plasenta paling tinggi
Keadaan yang meningkatkan kadar hCG pada kehamilan selan dijumpi pada PE dijumpai pula pada kehamilan dengan janin ganda, kehamilan janin tunggal dan eritroblastosis akibat dari isomunisasi maternal, kehamilan DM, dan dan terutama pada wanita yang mola hidatidosa dan koriokarsinoma. (cole. LA: 2009).


TABEL: Perkiraan Kadar hCG dalam Darah dan urine kehamilan trimester kedua:
Perempuan yang tidak hamil dan laki-laki Kurang dari 5 IU/l (international units per liter)
Ibu hamil: 24-28 hari setelah haid terakhir 5–100 IU/L
4-5 minggu (1 bulan) setelah haid terakhir 50–500 IU/L
5-6 minggu setelah haid terakhir 100–10.000 IU/L
14-16 minggu (4 bulan) setelah haid terakhir 12.000–270.000 IU/L
3.000-50.000 IU/L
kehamilan trimester ketiga 1.000-50.000 IU/L
Perempuan pasca menopause Kurang dari 10 IU/l








BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
• Alat
1. Lup
2. Alat bedah ( gunting, pinset)
3. Steroform
4. Jarum pentul
5. Kapas
6. Tissue
7. Jarum suntik 2,5 cc, 5 cc, 10 cc.
• Bahan
1. Hamster betina 3
2. Sediaan hCG (dari air seni ibu hamil 3 bulan).
3. Alcohol 90 %


3.2 Prosedur kerja
1. Hamster pertama disuntik kan dengan hCG sebanyak 2.5 cc.
2. Dilakukan hal yang sama pada hamster kedua dan ketiga. Dengan jumlah hCG pada penyuntikan kedua 5 cc. dan penyuntikkan ketiga sebanyak 10 cc.
3. Setelah disuntik Hamster didiamkan selama 5 menit.
4. Kemudian Hamster dibius dengan menggunakan alcohol 90 %, jika dalam waktu 5 menit Hamster belum juga mati dilakukan disalokasi leher,
5. Setelah Hamster mati. Letak diatas sterofomr lakukan pembedahan secara bergantian.
6. Diamati ureter pada Hamster adakah bintik ovulasinya.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil penelitian
Tabel 1 . tabel pengamatan pengaruh pemberian hCG pada ovulasi Hamster betina.
No penelitian Banyak hCG Pengaruh terhadap ovulasi hamster
1. Hamster pertama 2,5 cc Uterus mengalami pembengkakkan dan terdapat sedikit bintik ovulasi.
2. Hamster kedua 5 cc Uterus juga mengalami pembengkakakkan bintik ovulasi tidak begitu jelas.
3. Hamster tiga 10 cc Tidak mengalami
pembengkakakkan
Sehingga sulit melihat bintik
ovulasinya


Dari penelitian yang dilakukan peneliti hanya menemukan pembengkan pada ureter dan dengan menggunakan lup maka terlihat bintik ovulasi seperti pada gambar di bawah ini:
1. Hamster pertama (2,5 cc)

penyuntikan dan pembedahan hamster pertama


2. Hamster kedua( 5 cc)

Penyuntikkan hCG % CC dan pembedahan hamster

Gambar uterus mengalami pembekakan
3. Hamster ke tiga (10 cc)

Terdapat pembengkakan pada uterus hamster

Penyuntikan hamster

Keadaan Hamster setelah dibius
4.2 Pembahasan hasil
Human gonadotrofin korion atau gonadotrofin korion manusia (hCG) ialah hormon glikoprotein dikeluarkan dalam kehamilan yang dibuat oleh embrio berkembang selepas konsepsi dan kemudian oleh sinsitiotrofoblas (bahagian plasenta). Peranannya adalah bagi mencegah penyepaian korpus luteum ovari dan dengan itu mengekalkan pengeluaran progesteron yang kritikal untuk satu kehamilan pada manusia. hCG mungkin mempunyai fungsi-fungsi tambahan; misalnya, hCG melibatkan tolerans imun kehamilan. Uji kandungan awal, secara umum, adalah dilakukan pengesanan atau ukuran hCG. Kerana hCG dihasilkan juga dengan jenis tumor, hCG ialah satu penanda tumor penting terutama (dengan keertian klinikal) dalam Gestational trophoblastic penyakit, tetapi ia tidak diketahui adanya pengeluaran ini karena satu sebab sumbangan atau satu kesan tumorigenesis.
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis. Penulis mengamati pengaruh pemberian hCG terhadap ovulasi Hamster betina. Pada hamster pertama disuntik dengan hCG sebanyak 2.5 cc. setelah diberi hCG pada uterus hamster mengalami pembengkakkan. Dengan menggunakan lup atau kaca pembesar terlihat sedikit bintik ovulasi. Yang merupakan tumpukan tumpukan kecil pada uterus. Tapi jika dilihat dengan kasat mata bintik ovulasinya tidak begitu jelas terlihat.
Begitu pula dengan hamster kedua, hamster disuntikkan dengan hCG sebanyak 5 cc. uterus hamster kedua juga mengalami pembengkakakkan. Juga merupakan tumpukan-tumpukan kecil. Namun pada penelitian kedua ini bintik ovulasinya jelas terlihat dengan menggunakan lup. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya cc hCG yang diberikan. Tapi pada penelitian ketiga tidak berhasil dilakukan karena tidak terdapat pembengkakkan pada uterus hamster sehinggasulit untuk melihat bintik ovulasinya dengan lup.
Menurut literatur Human chrionic gonadotropin merupakan hormone yang terdapat pada air seni ibu hamil . semakin tua umur kehamilan semakin sedikit hormone hCG yang ter kandung. hCG ( human chorinic gonadotrofin pada ibu hamil berfungsi sebagai berinteraksi dengan reseptor LHCG dan mempromosikan pemeliharaan luteum bahan selama awalnya kehamilan, menyebabkan ia untuk mengeluarkan progesteron hormon.
Progesteron memperkaya kandungan dengan satu lapisan kental pembuluh-pembuluh darah dan kapiler-kapiler agar itu dapat menahan janin bertambah. Disebabkan oleh harga sangat negatifnya, hCG boleh menolak sel imun ibu, melindungi janin selama tiga bulan pertama. Ia juga sudah berhipotesis yang hCG bisa jadi satu mata rantai plasenta untuk pembangunan lokal keibuan immunotolerance. Sebagai contoh, hCG-treated endometrial sel-sel membujuk suatu peningkatan dalam apoptosis sel T (pemutusan T-cells). Ini hasil-hasil menyarankan yang hCG bisa jadi satu mata rantai dalam pembangunan peritrophoblastic kesabaran imun, dan boleh memudahkan pelanggaran trofoblas, yang dikenal untuk mempercepat perkembangan janin dalam endometrium.
Hormon hCG dan sifatnya di dalam tubuh manusia Human Chorionic Gonadotropin (hCG) adalah sejenis Glikoprotein yang dihasilkan oleh plasenta dalam kehamilan. Namun selama plasenta belum terbentuk, hormon ini dihasilkan sel-sel fungsi tropoblas. Setelah umur kehamilan memasuki 12-13 minggu, hormon hCG ini dihasilkan oleh plasenta. Di dalam tubuh, hormon ini bersifat mempertahankan korpus luteum, yakni jaringan di ovarium yang menghasilkan progesteron. Hormon progesteron ini berfungsi untuk memelihara atau mempertahankan proses kehamilan, sedangkan korpus luteum ini ditunjang keberadaannya oleh hCG (Anonim: 2010).
Menurut literatur yang diperoleh Pada kehamilan hCG dapat terdeteksi pada hari ke 8-9 pasca ovulasi atau setelah kenaikan kadar LH ( LH surge ). Deteksi awal dalam darah ibu hamil diketahui hubungan dengan implantasi blastosit, kadar hCG akan meningkat maksimal aatau mencapai puncaknya dalam darah atau urine ibu hamiltercapai sekitar 100.000 iu/L pada usia kehamilan 10 minggu (60-90 hari). Setelah itu konsentrasi hCG dalam darah dan urine secara perlahan akan menurun sampai mencapai titik nadir sekitar 10.000/20.000 ui/L pada umur kehamilan 18-20 minggu atau 100-130 hari dan kadar hCG dalam plasma dipertahankan menetap 20.000 ui/L sepanjang masa kehamilan sampai kehamilan aterm. Tidak ditemukan perbedaan bermakna dari kadar hCG umur kehamilan 18-40 minggu.
Peningkaatan kadar hCG sering disertai dengan jumlah sel sistiotrofoblas setelah kehamilan 8-10 minggu maka jumlah sel sistiotrofoblas menurun akibatnya kadar hCG juga menurun. Namun laju tertinggi dari sekresi hCg bersamaan waktunya dengan saat dimana sistitrofoblas jumlahnya di plasenta paling tinggi.
Hal ini dijumpai pada penelitian kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil dengan PE lebih tinggi disbanding ibu hamil normal. Hal ini disebabkan oleh pada PE dijumpai adanya hemokosentrasi akibat ekstravasasi cairan dari pembuluh darah.








BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan tabel penelitian dari hasil peneitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada BAB IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Human chorionic gonadotrofin merupakan suatu hormon yang membantu penstabilan kondisi janin pada kehamilan.
2. Human chorionic gonsdotrofin terdapat pada air seni ibu hamil 3 bulan. Yang berpenngaruh terhadap ovulasi hamster betina yaitu mengalami pembengkakkan pada ureter dan terdapat bintik ovulasi.
3. Struktur human gonadotrofin korion ialah satu glikoprotein mencipta 244 asid-asid amino dengan satu jisim molekul 36.7 kDa. Dimensi berjumlahnya ialah 75×35×30 Ångströms (7.5×3.5×3 nanometer).
4. Hormon hCG dan sifatnya di dalam tubuh manusia Human Chorionic Gonadotropin (hCG) adalah sejenis Glikoprotein yang dihasilkan oleh plasenta dalam kehamilan.
5. Namun selama plasenta belum terbentuk, hormon ini dihasilkan sel-sel fungsi tropoblas. Setelah umur kehamilan memasuki 12-13 minggu, hormon hCG ini dihasilkan oleh plasenta. Di dalam tubuh, hormon ini bersifat mempertahankan korpus luteum, yakni jaringan di ovarium yang menghasilkan progesteron.
6. Hormon progesteron ini berfungsi untuk memelihara atau mempertahankan proses kehamilan, sedangkan korpus luteum ini ditunjang keberadaannya oleh hCG.
7. Semakin tua umur kehamilan makin sedikit hCg yang dihasilkan ibu hamil. Sehingga penelitian ketiga tidak berhasil dilakukan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan penulis memberikan beberapa saran demi meningkatkan hasil belajar mahasiswa dalam melakukan penelitian ilmiah yaitu:
1. Peneliti dalam melakukan penelitian harus memahami sub topic yang di teliti sehingga untuk masa yang akan dating mempermudah peneliti untuk memahami penelitian yang dilakukan.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa sarana dalam penelitian diharapkan telah benar tersedia dengan baik.






DAFTAR RUJUKAN
Anonym, 2010. Pengertian hCG (human chorionic gonadotrofin) atau karya ilmiah. UNJA Jambi.
Cole LA (2009). "Penemuan-penemuan baru pada biologi dan penemuan Human gonadotropin korionik". Reprod. Biol. Endocrinol. 7: 8. doi:10.1186 / 1477-7827-7-8. PMID 19171054.
Gregory JJ, Finlay JL (April 1999). "Manusia alfa-fetoprotein dan beta gonadotropin korionik: mereka arti klinis sebagai penanda-penanda tumor. (4): 463–7. PMID 10235686.
http:/ / www.moedersvoormoeders.nl / - satu organisasi Belanda yang mengambil air kencing dari wanita-wanita hamil untuk mencabut hCG
Kayisli U, Selam B, Guzeloglu-Kayisli O, Demir R, Arici satu (2003). "Manusia gonadotropin korionik memberikan kepada keibuan immunotolerance dan endometrial apoptosis dengan mengatur sistem ligan Fas-Fas". J. Immunol. 171 (5): 2305–13. PMID 12928375.
Lenono LP. 1986. Pengaruh hCG. Institute pertanian bogor: bogor
Michels KB, Xue F, Colditz GA, Willett WC (April 2007). "Bintik ovulasi hamster : Med. 167 (8): 814–20. doi:10.1001 / archinte.167.8.814. PMID 17452545.
Williams, Tombak (8 Mei, 2009). "Manny Ramirez ditunda; perbandingan testosteron melewati batas-batas; ". San Francisco Chronicle. http:/ / articles.sfgate.com / 2009-05-08 / olahraga / 17199689_1_hcg-steroid-users-steroid-cycle.
Muhayati, Ali. 1998. Pengaruh Hormon Terhadap Fase Kehamilan. Bandung: Surya Aditama Media
Pickering,W.R.2000.CompleteBiology.OxfordUniversityPress,UK.Muh.ZulfanAdiyaksa@http://catatanzulfan.co.cc/red.hormon+hcg+kehamilan.html














LAMPIRAN
1. Hamster pertama (2,5 cc)

penyuntikan dan pembedahan hamster pertama

Gambar setelah di bedah dan ureter hamster mengalami pembengkakkan




2. Hamster kedua( 5 cc)

Penyuntikkan hCG % CC dan pembedahan hamster

Gambar ureter mengalami pembekakkan
3. Hamster ke tiga (10 cc)

Terdapat pembengkakan pada ureter hamster


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………… i
LEMBARAN PENGESAHAN…………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….iii
DAFTAR TABEL .....................................................................................................iv
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang………………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………...2
1.3 Hipotesis penelitian………………………………………………….....3
1.4 Tujuan Penelitian…………………………………………………….....3
1.5 Manfaat Penelitian……………………………………………………...3
BAB II : KAJIAN PUSATAKA
2.1 Pengertin hCg ……………………………………………………….....4
2.2 fungsi Hcg pada kehamilan …………………………………………...7
2.3 Pengaruh hCg ……………………………………………………….....8
2.4 Kadar hCG dalam darah manusia pada masa kehamilan.....................11

BAB III: METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan bahan ………………………………………….……………14
3.2 Prosedur Kerja ……………………………………………………….15
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian………………………………………………………..16
4.2 Pembahasan Hasil…………………………………….……………….19
BAB V: PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………...23
5.2 saran ………………………………………………………………....24
DAFTAR RUJUKAN……………………………………………………………...25
LAMPIRAN………………………………………………………………………..27





DAFTAR TABEL
Tabel perkiraan kadar HCG pada urine ibu hamil………………………………..13
Tabel pengamatan pengaruh pemberian HCG pada ovulasi Hamster…………...17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar